Sayang Ibu demi Gerakan Satu Juta Sambungan

Sayang Ibu demi Gerakan Satu Juta Sambungan
Sayang Ibu demi Gerakan Satu Juta Sambungan

Gas alam adalah produk dalam negeri. Seharusnya lebih banyak digunakan untuk bangsa sendiri. Aneh kalau kita ekspor gas alam, tapi impor elpiji dan BBM. Ke depan gas alam haruslah sebanyak mungkin diprogramkan untuk menggantikan BBM dan elpiji.

Kita mestinya menangis meraung-raung memikirkan besarnya impor BBM. Kini dan lebih-lebih masa depan. Produksi minyak mentah kita turun terus. Cadangan minyak mentah kita memang tidak besar lagi. Berarti impor BBM kita akan terus membengkak.

Sementara itu, produksi gas kita terus meningkat. Cadangan gas kita juga masih besar. Jelaslah akal sehat harus mengatakan: mari kita beralih ke bahan bakar yang berbasis gas alam. Ibu-ibu Duren Sawit sudah merasakan sendiri "alangkah serbalebihnya" gas alam dibanding elpiji.

"Harganya lebih murah. Kami bisa lebih hemat 30 persen," ujar Bu Santina, bu RT di Malaka Jaya, hari itu. "Kami juga tidak pernah khawatir kehabisan gas," tambahnya.

Berdasar pengalaman itulah, PGN akan melancarkan kampanye khusus. Temanya pun akan lebih fokus ke ibu-ibu. PGN sudah menemukan kata kuncinya: "kampanye sayang ibu". Dengan tema itu, ibu-ibu akan bergegas merayu suami mereka untuk minta beralih ke gas alam. Rasanya, dengan rayuan ibu-ibu itu, kalau suami mereka benar-benar menyayangi sang istri, peralihan tersebut akan lancar.

Memang tidak mudah menyukseskan gerakan satu juta sambungan ini. Membangun jaringan gas alam lebih sulit daripada membangun jaringan listrik. Pipa gas itu harus ditanam di dalam tanah. Izin menanam pipa gas tidak sederhana. Tapi, sekali infrastruktur gas alam ini terbangun, banyaklah masalah yang bisa diatasi. Termasuk masalah padatnya lalu lintas distribusi gas elpiji.

Gema kampanye ini segera meluas. Ibu-ibu wilayah Halim sudah menghendaki penyambungan gas alam. Ada 6.000 rumah yang merasa siap disambungkan. Silakan PGN melayani mereka. Kalau perlu mencarikan pinjaman bank untuk biaya penyambungan pertama.

Setiap rumah memang perlu mengeluarkan uang untuk membangun pipa sekitar Rp 5 juta. Tapi, nilai itu akan lunas dalam tiga tahun dari selisih harga elpiji dan biaya langganan bulanan gas alam. Pasti banyak bank yang mau menyalurkan dananya ke sektor ini.

INILAH kampanye yang bukan untuk pemilu. Inilah kampanye untuk menyiapkan Indonesia masa depan: gerakan sayang ibu. Targetnya memenangkan hati ibu-ibu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News