SBY Diminta Hati-hati ke Kincir Angin

Selain Demisioner, Belanda Bantai 40 Ribu Warga Sulsel

SBY Diminta Hati-hati ke Kincir Angin
SBY Diminta Hati-hati ke Kincir Angin
"Itu, soal hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 telah lama dan bahkan hingga kini memang tidak diakui Belanda karena Belanda berketetapan hari kemerdekaan RI itu jatuh pada 27 Desember 1949. Lalu untuk apa hal itu harus dibicarakan lagi karena substansinya memang sudah berbeda?," tanya Hasvi.

Menurut Hasvi, biarkanlah perbedaan itu ada dan tidak perlu dipersamakan karena terlalu beresiko tinggi bagi negara Belanda. "Mustahil Belanda mau mengakui kemerdekaan RI itu pada 17 Agustus 1945 karena pengakuan itu sekaligus akan menjadikan negara Belanda sebagai negara agresor karena setelah tahun 1945 ternyata Belanda melakukan agresi sebanyak dua kali dan melakukan pembunuhan massal terhadap 40 ribu warga negara Indonesia di Sulawesi Selatan," ungkap Hasvi.

Ditempat yang sama, Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani justru berbeda pandang dengan sejarahwan Hasvi Warman Adam. Menurut Muzani, kalau benar Belanda akan memberikan pengakuan terhadap hari kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 itu sangat penting karena pengakuan tersebut menyangkut harkat dan martabat bangsa di mata dunia.

"Hingga kini, satu-satunya negara di Eropa yang belum mengakui kemerdekaan RI itu jatuh pada 17 Agustus 1945 adalah Belanda," kata Ahmad Muzani.

JAKARTA - Peneliti sejarah dari Lembaga Ilmu Pegetahuan Indonesia (LIPI) Hasvi Warman Adam, menyarankan agar kunjungan Presiden RI Susilo Bambang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News