SBY Dinilai Gagal Perangi Korupsi

SBY Dinilai Gagal Perangi Korupsi
SBY Dinilai Gagal Perangi Korupsi
Karena itu, tegas dia, sekarang adalah waktunya untuk memperbandingkan komitmen SBY tentang pemberantasan korupsi dengan realitas praktik korupsi dewasa ini. Tujuh tahun lalu, kata dia, Presiden SBY berjanji kepada rakyat bahwa dia akan memimpin langsung perang melawan korupsi.  Namun, tegasnya, tepat di tahun ketujuh periode pemerintahannya, SBY justru masih meratapi perampokan uang negara atau korupsi. "Artinya, SBY mengakui kegagalannya atas kinerja pemberantasan korupsi pemerintahannya praktis buruk," ungkapnya.

Dia mengatakan, alih-alih mengharapkan kemenangan dari perang itu, korupsi malah semakin merajalela. Bambang menjelaskan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat tidak kurang dari Rp103 triliun dana pembangunan  dirampok. "Jangan lupa, karena angka itu muncul dari hasil audit, jumlah itu baru sampling atau dasar untuk merumuskan perkiraan. Jadi nilai riil perampokan uang negara bisa mencapai dua, lima hingga 10 kali lipat dari angka sampling  itu," ujarnya.

Dari perkiraan angka kerugian negara itu,  Bambang berani menegaskan bahwa komunitas koruptor di negara ini sangat powerfull. "Dan itu tidak mungkin ada tanpa dilindungi kekuasaan dan kekuatan parpol tertentu," imbuhnya.

 

Maka, kata Bambang,  berkait dengan kinerja dan komitmen SBY memberantas korupsi, dapat disimpulkan bahwa Presiden sesungguhnya tidak pernah menggelar dan memimpin perang melawan korupsi selama tujuh tahun ini. "Pemerintahan SBY masih menanggapi korupsi sebagai business as usual," pungkasnya. (boy/jpnn)

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, menegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tidak langsung mengakui


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News