SBY-JK Jilid II, Saham Politik yang Ideal

SBY-JK Jilid II, Saham Politik yang Ideal
Foto: Abror/Rumgapres
Bila dilihat dari geopolitik, keduanya datang dari tempat terpisah. SBY adalah orang Jawa yang disebut sebagai persyaratan utama untuk menjadi presiden Indonesia karena pemilih terbesar dari pulau itu. JK berasal dari Makassar yang selalu dipersepsikan sebagai luar Jawa.  Bipolar Jawa-luar Jawa tersebut selalu menjadi wacana dalam setiap pemilihan presiden.

   

***

   

Lantas, apa yang membuat duet SBY-JK ke depan lebih pas? Jawabannya: hasil pemilihan legislatif yang menempatkan Partai Demokrat sebagai peraih suara terbanyak. Komposisi Demokrat yang menguasai parlemen akan selaras dengan posisi eksekutif bila presidennya berasal dari Partai Demokrat. Ini akan membuat keputusan politik Presiden SBY relatif mampu diamankan oleh DPR.

   

Berdasar pengalaman selama ini, koalisi yang menopang SBY-JK sangat rapuh. Jumlah kursi Partai Demokrat di DPR yang hanya 57 menyebabkan SBY berada dalam dua dilema politik. Pertama, SBY dikelilingi para anggota koalisi yang kurang solid. Banyak kebijakan SBY yang terbentur di DPR karena para teman koalisinya sering tak satu suara.  Itulah implikasi proses pembentukan koalisi yang tidak diikuti ikatan yang jelas.

   

TULISAN ini bukan kampanye untuk kembali melengketkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  dengan JK (Jusuf Kalla). Juga bukan untuk menyenangkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News