SBY-JK Jilid II, Saham Politik yang Ideal
Selasa, 14 April 2009 – 09:39 WIB
Bila dilihat dari geopolitik, keduanya datang dari tempat terpisah. SBY adalah orang Jawa yang disebut sebagai persyaratan utama untuk menjadi presiden Indonesia karena pemilih terbesar dari pulau itu. JK berasal dari Makassar yang selalu dipersepsikan sebagai luar Jawa. Bipolar Jawa-luar Jawa tersebut selalu menjadi wacana dalam setiap pemilihan presiden.
Baca Juga:
***
Lantas, apa yang membuat duet SBY-JK ke depan lebih pas? Jawabannya: hasil pemilihan legislatif yang menempatkan Partai Demokrat sebagai peraih suara terbanyak. Komposisi Demokrat yang menguasai parlemen akan selaras dengan posisi eksekutif bila presidennya berasal dari Partai Demokrat. Ini akan membuat keputusan politik Presiden SBY relatif mampu diamankan oleh DPR.
Berdasar pengalaman selama ini, koalisi yang menopang SBY-JK sangat rapuh. Jumlah kursi Partai Demokrat di DPR yang hanya 57 menyebabkan SBY berada dalam dua dilema politik. Pertama, SBY dikelilingi para anggota koalisi yang kurang solid. Banyak kebijakan SBY yang terbentur di DPR karena para teman koalisinya sering tak satu suara. Itulah implikasi proses pembentukan koalisi yang tidak diikuti ikatan yang jelas.
TULISAN ini bukan kampanye untuk kembali melengketkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan JK (Jusuf Kalla). Juga bukan untuk menyenangkan
BERITA TERKAIT
- Habiburokhman: Sukarelawan adalah Bagian Internal TKN Prabowo-Gibran
- 3 Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Minta Eks Bupati Tabalong Maju di Pilgub Kalsel
- Pilkada Jabar 2024, Gerindra Melirik Dedi Mulyadi
- Sikap PDIP Masih Dinanti, Parpol Pendukung Prabowo Dag Dig Dug
- PKB Belum Menentukan Sikap pada Prabowo, Cak Imin Lakukan Ini
- AHY Bilang Begini Soal Pembagian Kursi Menteri Pemerintahan Prabowo