SBY Lega tak Banyak yang Dukung Penentangnya

SBY Lega tak Banyak yang Dukung Penentangnya
SBY Lega tak Banyak yang Dukung Penentangnya

jpnn.com - JAKARTA -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tahu dengan sangat jelas bahwa banyak pihak yang ingin menjatuhkannya dari kursi kepresidenan sebelum masa jabatannya usai. Hal ini termasuk yang ia sampaikan dalam bukunya "Selalu Ada Pilihan". Buku itu baru saja diluncurkan dua pekan lalu.

Dalam buku itu Presiden menyatakan ada gerakan sejumlah kalangan masyarakat yang ingin menurunkannya di awal tahun 2013. Ini, kata dia, dimotori sejumlah politisi atau tokoh LSM. Beberapa di antaranya, ia sebut yaitu Ratna Sarumpaet dan Adhie Massardi. Penggulingan Presiden ini direncanakan terjadi pada 25 Maret 2013 lalu.

"Alasannya seperti yang dulu-dulu. Dibuat-buat. Artinya semau-maunya yang ingin menjatuhkan. Masyarakat mengetahui yang die hard memimpin gerakan itu adalah Ratna Sarumpaet dan Adhie Massardi, yang sebenarnya saya juga kenal secara pribadi. Tentu sejumlah tokoh juga bermain atau mendukung di belakang layar," tulis Presiden dalam bukunya.

Presiden menyatakan gerakan mobilisasi pimpinan Ratna dana Adhie ini ternyata over estimate. Mereka mengira akan mendapat banyak dukungan yang luas dari para politisi dan kalangan Anti-SBY. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Menurut Presiden banyak pengamat yang selama ini kritis padanya justru mengirimkan pesan singkat, menolak aksi mobilisasi penggulingan kepala negara dan mendukung Presiden.

Bahkan, akunya, para politisi, tokoh agama yang kritis itu juga menemuinya. Satu minggu sebelum 25 Maret 2013. Mereka menemui Presiden di Jakarta, Bogor, maupun Cikeas, kediamannya.

"Ternyata mimpi mereka tidak terjadi. Saya agak 'surprise dan tentunya bersyukur banyak tokoh dan politisi yang selama ini berjarak dengan saya justru bersikap sebaliknya," lanjut Presiden.

Tak hanya Ratna dan Adhie. Kata Presiden ada juga gerakan yang mengatasnamakan para purnawirawan TNI Angkatan Darat yang juga menentang dan berniat menjatuhkannya. Dalam buku itu, Presiden tidak menuliskan ketua dari kelompok purnawirawan itu.

"Gerakan itu mengatasnamakan TNI AD yang saya yakini tidak benar. Saya sendiri purnawirawan, teman saya juga banyak purnawirawan, dan tidak semua setuju dengan kelompok seperti itu. Mengatasnamakan rakyat. Mengatasnamakan AD saja sudah dipertanyakan," sindirnya.

JAKARTA -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tahu dengan sangat jelas bahwa banyak pihak yang ingin menjatuhkannya dari kursi kepresidenan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News