SBY: Minyak USD 150, Subsidi Rp 320 Triliun

SBY: Minyak USD 150, Subsidi Rp 320 Triliun
SBY: Minyak USD 150, Subsidi Rp 320 Triliun
JAKARTA – Tren kenaikan harga minyak yang terus berlanjut kian meresahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY menilai melambungnya harga minyak saat ini sudah memasuki fase darurat. Ini karena harga minyak dunia sudah mendekati USD 150 per barel dalam dua pekan terakhir.

     ’’Krisis minyak makin hari makin parah. Sama sekali tidak ada tanda-tanda menggembirakan. Ini sudah SOS, sudah lampu merah,’’ kata SBY.

    SBY memprediksi harga minyak dunia terus naik. Ini membuat subsidi BBM dan listrik membengkak. Menurut SBY, kenaikan harga BBM 28,7 persen pada 23 Mei lalu menggunakan asumsi harga minyak USD 110-USD 120 per barel. Dalam catatan SBY, seandainya harga minyak USD 140 per barel, subsidi BBM dan listrik mencapai Rp 300 triliun.

     Jika harga minyak USD 150 per barel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp 320 triliun. ’’Kalau (harga minyak) USD 160 per barel, gila lagi. Kita akan keluarkan (subsidi) Rp 254 triliun hanya untuk BBM. Ditambah lagi (subsidi) listrik Rp 90 triliun. Jadi total subsidinya Rp 340-an triliun,’’ kata SBY.

    Menurut dia, bukan tidak mungkin harga minyak dunia menembus lebih dari USD 150 per barel hingga USD 160 per barel. ’’Saya tidak bisa membayangkan kalau mencapai USD 200 per barel,’’ katanya. Apabila subsidi BBM dan listrik melebihi Rp 300 triliun, sangat tidak sehat bagi APBN. Apalagi kalau harus ditambah dengan subsidi pertanian, pendidikan, dan sebagainya. Tentu akan mengganggu perekonomian nasional.

     ’’Tidak mungkin pemerintah terus-menerus menaikkan harga BBM. Konsekuensinya, mari kita kelola APBN yang tepat, yang cespleng, yang jitu,’’ ujarnya. SBY juga minta DPR fokus bersama-sama menyelamatkan keadaaan, menata APBN, dan menggalakkan energi alternatif.

     Dalam kesempatan itu, SBY mengimbau semua pihak untuk melakukan penghematan total. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak diperlukan yang bisa dihemat, sebaiknya ditunda. ’’Siapa pun, lembaga negara, lembaga pemerintah, provinsi, kabupaten dan kota, mari kita tata. Dengan begitu, pemerintah tidak perlu mengambil risiko yang sangat tinggi menaikkan harga BBM,’’ tandas SBY.

    Bila subsidi BBM membengkak, pemerintah tidak mampu menambah anggaran bagi kesejahteraan guru, pegawai negeri, atau menambah infrastruktur. Satu-satunya jalan adalah melakukan penghematan. ’’Penghematan harus all out kita lakukan. Bangsa lain juga begitu. Ini bukan maunya SBY, tapi maunya orang yang bertanggung jawab untuk menyelamatkan masa depan bangsa,’’ ungkapnya.

JAKARTA – Tren kenaikan harga minyak yang terus berlanjut kian meresahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY menilai melambungnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News