SBY Soroti Besarnya Impor BBM

SBY Soroti Besarnya Impor BBM
KUNJUNGI PERTAMINA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kamis (12/2) siang memberi keterangan pers usai berkunjung ke kantor pusat PT Pertamina di Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta. Presiden disambut oleh Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan dan Komisari Utama Pertamina Sutanto. Foto: ABROR RIZKI/RUMGAPRES
 

Selain kilang, SBY kemarin juga menyinggung soal kesiapan pasokan BBM. Menurut dia, stok premium, minyak tanah, solar, dan elpiji dalam status aman. "Premium memang ada kekurangan, tapi masih relatif aman. Saya minta, stok diamankan, distribusi juga dipersiapkan sebaik-baiknya," ujarnya.

    

Terkait tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). SBY menyatakan, pemerintah ingin Pertamina menjadi perusahaan yg baik. "Good coorporate governance mesti tumbuh di pertamina ini. Bukan hanya bersih, bebas dari penyimpangan dan korupsi. Tapi juga capable, responsif, antisipastif, sehingga betul-betul mencerminkan karakter perusahaan migas bertaraf internasional," paparnya.

    

Menurut SBY, GCG barulah sasaran antara, selebihnya, transformasi pertamina harus membuat bisnis Pertamina berkembang. "Sehingga kontribusi di bidang ekonomi, atau keinginan pertamina menjadi lokomotif ekonomi nasional bisa terwujud," ujarnya.

    

Sementara itu, Anggota Pansus BBM dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (BPD), Nizar Dahlan mendesak Dirut Pertaminan yang baru segera mengevaluasi keberadaan ISC (Intergrated Supply Chain/konsultan asing yang disewa Pertamina-red). Selain dinilai tak sejalan dengan UU No 5 Tahun 1999 tentang Anti Monopoli, keberadaan ISC juga membebani uang negara. "Dari informasi yang masuk, biaya sewa konsultan asing USD 15 juta atau setara Rp 140 miliar. Ini dapat memboroskan (uang negara)," kata Nizar.

JAKARTA - Sektor energi mendapat perhatian khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah Selasa lalu (10/2) SBY mengunjungi PLN, kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News