SBY Teleconference ke Empat Pulau Terluar

SBY Teleconference ke Empat Pulau Terluar
SBY Teleconference ke Empat Pulau Terluar

jpnn.com - JAKARTA - Menjelang detik-detik peringatan HUT kemerdekaan RI ke-63 pada 17 Agustus 2008. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar teleconference dengan empat daerah dari pulau terluar dan perpencil di Indonesia. Presiden bersama ibu negara Ani SBY dan para menteri berkumpul di lantai II Wisma Negara berdialog langsung dengan masyarakat.

Empat pulau terluar itu ialah Pulau Breueh, Aceh Besar), daerah paling barat Indonesia. Juga teleconference dengan dengan warga Desa Kisar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Desa Kisar berbatasan dengan Australia dan Timur Leste. Lalu, Desa Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, berbatasan langsung dengan Filipina. Serta warga Desa Rinding Allo, Kabupaten Luwuk Utara.

Banyak aspirasi yang disampaikan para penduduk dan pemerintah daerah dari empat daerah itu. Misalnya, warga Pulau Breueh Aceh minta kepada Presiden sebuah kapal laut,  jembatan penghubung, serta percepatan pembangunan perumahan bagi korban Tsunami.

Lalu, dari Marore meminta kepada SBY diizinkan BBM diangkut dengan kapal perintis. "Sering dengan kondisi angin kencang, kami beli BBM ke kabupaten menempuh perjalanan sekitar 8 jam. Harga premium kami beli Rp12.000 perliter, dan minyak tanah Rp6000 perliter. Kami juga butuh air bersih. Aparat PNS, TNI, dan Polri disini juga butuh perhatian untuk mendapat tunjangan," beber Morita, camat wanita itu.

 SBY juga mendapat permintaan dari Pulau Kisar. "Kami cinta merah putih. Selamat HUT RI ke-63. Banyak hal yang sudah kami lakukan, seperti berusaha membuka isolasi daerah dengan membangun dermaga-dermaga. Tetapi saking banyaknya daerah yang membutuhkan kapal, kekurangan kapal itu perlu juga kami sampaikan kepada bapak presiden," ujar Karel, Gubernur Maluku Utara.

Warga desa Rinding Allo juga memiliki dua permintaan, yaitu jalan desa sepanjang 64 km yang berlubang, juga penurunan harga pupuk. "Sebenarnya kami ingin menjadikan Rinding Allo sebegai penghasil kakau terbesar di Indonesia. Kami sudah punya 3.000 ha tanaman kakau, tapi terkendala dengan pupuk non subsidi yang harganya sangat mahal," ujar warga  via teleconference dengan residen SBY, dengan menggunakan jasa Telkomsel.

Dalam kesempatan itu, SBY langsung menunjuk para menteri terkait untuk melaksanakan keluhan dan harapan warga dari empat daerah yang melakukan teleconference langsung ke orang nomor satu di Indonsia itu. "Saya minta kepada para menteri terkait untuk membicarakan dan mengkallukasikan bersama pemerintah daerah, untuk membangun berbagai harapan masyarakat itu. Saya kira, semuanya masih bisa dibicarakan," terang SBY.

Harapan terbesar, kata SBY, pendanaan untuk pendidikan dan kesehatan. "Mungkin saudara-saudara sudah mendengar bahwa anggaran pendidikan pada 2009 akan menjadi 20 persen. Tentu akan kita usahakan tepat sasaran dan merata," pungkasnya.(gus/jpnn)

JAKARTA - Menjelang detik-detik peringatan HUT kemerdekaan RI ke-63 pada 17 Agustus 2008. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar teleconference


Redaktur & Reporter : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News