Sebaran Pemilih Ulangi 2008

Sebaran Pemilih Ulangi 2008
Sebaran Pemilih Ulangi 2008

jpnn.com - SURABAYA - Hasil sementara pilgub Jatim yang didasarkan pada hitung cepat (quick count) dianggap sebagai representasi hasil pilgub pada 2008. Sebab, komposisi dan persebaran suara dukungan, termasuk dari warga nahdliyin, kepada dua pasangan cagub-cawagub Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) serta Khofifah Indar Parawansa-Herman S.S. (Berkah) tidak jauh berbeda.

"Komposisi suaranya tidak banyak berubah dibanding 2008," kata pengamat politik dari Universitas Brawijaya Faza Dhora Nailufar kemarin (1/9).
 
Dia memaparkan bahwa perolehan suara dukungan riil terhadap Khofifah tidak jauh berbeda dengan pilgub 2008. Bedanya, tahun ini pasangan yang diusung PKB itu kehilangan pemilih dari massa PDIP.
 
Pada pilgub 2008 Khofifah diusung PDIP dan PPP. Sedangkan pada 2013 ketua umum PP Muslimat NU itu hanya didukung PKB. "Suara Bu Khofifah saat itu (2008, Red) kan sekitar 48"49 persen. Nah, kalau jumlah itu dikurangi suara untuk Pak Bambang, angkanya tidak jauh berbeda dengan perolehan sekarang," papar direktur Lembaga Riset Suprimasi itu.
 
Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa pemilih terbesar Khofifah tetap berasal dari para perempuan NU. Plus sebagian grassroots NU laki-laki, terutama mereka yang menginginkan tokoh NU bisa lebih punya bargaining position atau dengan kata lain menjadi gubernur. "Persebaran segmen pemilih itu telah tergambar dari hasil riset kami sejak jauh-jauh hari," imbuh Faza.
 
Begitu pula pemilih pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Segmen pemilih NU terbesar mereka tetap dari kalangan bapak dan anak-anak muda NU. "Intinya, pertarungan kemarin sebenarnya masih tidak jauh berbeda dengan 2008," papar dia.
 
Faza menambahkan, pilgub kali ini juga menggambarkan adanya pertarungan politik identitas. Kekuatan personalitas Soekarwo maupun Khofifah tetap lebih menonjol ketimbang partai pengusung masing-masing.
 
Hal itu bisa dilihat, menurut Faza, dari fenomena Soekarwo yang juga merupakan petinggi Partai Demokrat yang secara elektabilitas sedang lemah. "Pakde Karwo (sapaan Soekarwo, Red) bukan dipersepsikan pemilih sebagai Demokrat, namun lebih karena brengosnya (kumisnya, Red), gaya sumehnya (murah senyum, Red)," ucapnya.
 
Begitu pula, lanjut dia, Khofifah. Meski diusung PKB, menteri pemberdayaan perempuan pada era Presiden Gus Dur itu tidak dipersepsikan dengan ke-PKB-annya. "Bu Khofifah lebih dipersepsikan sebagai ibu warga Muslimat NU, ibu para perempuan NU. Identitas-identitas itu melekat di dua tokoh ini. Dan ini modal sosial yang luar biasa," kata Faza.    
 
Salah satu bukti yang menunjukkan betapa kuatnya personalitas dua tokoh tersebut tampak ketika lembaganya sempat melakukan survei yang menanyakan figur anggota DPR. "Kami pernah menanyakan, siapa anggota DPR yang Anda tahu atau kenal. Jawabannya, banyak ternyata yang masih Khofifah. Padahal, Khofifah sudah tidak lagi jadi anggota DPR. Artinya, kapasitasnya melebihi kapasitas partai," paparnya. (dyn/c11/agm)


Berita Selanjutnya:
Miing Raup Suara Terbanyak

SURABAYA - Hasil sementara pilgub Jatim yang didasarkan pada hitung cepat (quick count) dianggap sebagai representasi hasil pilgub pada 2008. Sebab,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News