Secuplik Cerita Kerajaan Maritim Bugis Makassar

Secuplik Cerita Kerajaan Maritim Bugis Makassar
Phinisi, yang digadang-gadang sebagai kapal orang laut di Sulawesi. Foto: Public Domain.

Armadanya berkuasa atas Selat Makassar, sebagian Laut Jawa dan Laut Flores dan Laut Aru.

Fokus pada penguasaan wilayah laut, Makassar berhasil muncul sebagai sebuah kerajaan maritim dalam arti yang sesungguhnya.

Menurut dia, pertumbuhan Makassar yang pesat tidak dapat dilepaskan dari peran para mangkubumi atau pa’bicarabutta, terutama Karaeng Matoaya dan putranya, Karaeng Pattingaloang.

Karaeng Matoaya menjadi mangkubumi di masa Sultan Alauddin.

Pemerintahan mereka kemudian diteruskan oleh kedua anak mereka Sultan Malikussaid dan Karaeng Pattingaloang.

Figur Karaeng Pattingaloang ini sangat menarik. Ia seorang polyglot yang menguasai bahasa Latin, Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, Prancis, Arab, Melayu di samping beberapa bahasa lokal yang digunakan di Makassar waktu itu.

Seorang misionaris Katolik yang tinggal di Makassar pada tahun 1646 mengaku bahwa Pattingaloang berbicara bahasa Portugis seperti seorang penutur asli.

Ia bekerja di sebuah ruangan khusus, seperti layaknya orang terpelajar Eropa di masa itu, yang dilengkapi dengan perpustakaan yang dipenuhi buku, peta dan atlas dunia.

Para pemimpin sembilan negeri di sepanjang pesisir muara Sungai Jeneberang dan Tallo bermusyawarah. Bergabung jadi satu membentuk Kerajaan Gowa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News