Sedekah Rombongan; Pemburu si Sakit, Miskin, dan Orang-Orang Terabaikan

Info Akurat, Setengah Jam Langsung Sikat

Sedekah Rombongan; Pemburu si Sakit, Miskin, dan Orang-Orang Terabaikan
CEPAT: Saptuari (baju kuning) dan tim Sedekah Rombongan sedang rapat menentukan sasaran sedekah di Tirtodipuran, Jogjakarta, 1 Maret 2012 lalu. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Orang-orang muda seperti ini mungkin sudah langka di Indonesia. Setiap hari mereka berkeliling dengan jutaan uang cash di mobilnya, mencari orang-orang yang butuh bantuan. Mereka konsisten di jalanan dan menolak sumbangan berembel-embel partai politik. Sudah lebih dari Rp 1 miliar mereka salurkan yang berasal dari penggalangan di internet.


RIDLWAN HABIB, Jakarta

"SAYA sampai dalam setengah jam di RS Fatmawati. Langsung ketemu di sana ya." Pesan singkat (SMS) itu diterima Jawa Pos Jumat (9/3) pukul 08.30. Pengirimnya seorang pengusaha muda Jakarta yang tak mau ditulis identitasnya. Dia hanya dikenali dengan akun @pitungmasakini di Twitter.

Pagi itu relawan Sedekah Rombongan (SR) ini membantu seorang ibu bernama Rina, warga Pancoran Mas, Depok, yang janinnya meninggal di dalam rahim. Dia menerima informasi awal bahwa bayi yang meninggal di perut ibu itu sudah dua hari belum bisa dioperasi karena kekurangan biaya.

Tepat pukul 09.00 Pitung sudah datang di bagian gawat darurat kebidanan RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Suami si ibu itu tampak panik dan terus menangis. Pitung lantas mengajak Jawa Pos menemui dokter yang merawat. "Kalau memang harus dioperasi, kami siap bantu. Saat ini juga," katanya.

Orang-orang muda seperti ini mungkin sudah langka di Indonesia. Setiap hari mereka berkeliling dengan jutaan uang cash di mobilnya, mencari orang-orang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News