Sedekah Rombongan; Pemburu si Sakit, Miskin, dan Orang-Orang Terabaikan

Info Akurat, Setengah Jam Langsung Sikat

Sedekah Rombongan; Pemburu si Sakit, Miskin, dan Orang-Orang Terabaikan
CEPAT: Saptuari (baju kuning) dan tim Sedekah Rombongan sedang rapat menentukan sasaran sedekah di Tirtodipuran, Jogjakarta, 1 Maret 2012 lalu. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos

Sebuah BUMN perkebunan juga order pakaian seragam untuk karyawannya. "Gusti Allah itu keren banget," kata pria nyentrik yang langsung membeli kontan mobil Nissan Navara seharga Rp 400 jutaan ini.

Marjunul juga begitu. Omzet tokonya naik pesat sejak bergabung di Sedekah Rombongan. Dia iseng menghitung. Rupanya, uang yang disalurkan melalui tangannya digandakan belasan kali lipat melalui transaksi bisnisnya.

Lalu, M. Iqbal yang tak pernah kenal dengan Sandiaga Uno, tiba-tiba ditelepon dan diminta mengerjakan proyek besar puluhan juta rupiah dari Adaro. "Saya juga kaget. Bisnis saya ini di Jogja, kok Adaro percaya," kata Iqbal.

Lain lagi dengan Nasrudin Sani. Sepuluh tahun berpacaran, Nasrudin yang dipanggil Demang ini tak pernah direstui orang tua sang pacar. Melamar berkali-kali selalu ditolak. Eh, setelah bergabung Sedekah Rombongan, Demang justru ditantang ayah si gadis untuk segera menikah. "Insya Allah tahun ini," katanya lalu tersenyum. (c2/nw)

Orang-orang muda seperti ini mungkin sudah langka di Indonesia. Setiap hari mereka berkeliling dengan jutaan uang cash di mobilnya, mencari orang-orang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News