Sedih dan Panik Lantaran Takut Dipersulit Pihak Rumah Sakit

Sedih dan Panik Lantaran Takut Dipersulit Pihak Rumah Sakit
Ilustrasi

jpnn.com - PEKANBARU  - Zalmadi tak kuasa menahan sedih. Setibanya di kamar mayat RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, tangisnya pecah seketika. Air mata tak henti mengalir tatkala menyaksikan tubuh ponakannya Jefri Hendri, 35, terbujur kaku.

Pria 43 tahun itu tidak menyangka Jefri pergi untuk selamanya. ‘’Saya kenal Jefri. Orangnya baik, dia suka bergaul. Setahu saya, dia tidak mempunyai masalah,’’ singkatnya. 

Di luar ruangan, Jonrizal tampak panik. Seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Tiba di rumah sakit, dia langsung memarkirkan sepeda motor di depan kamar mayat.

Polisi sempat mencoba menenangkan Jonrizal. “Abang jangan panik sendiri, pelaku sudah diamankan. Lagian jenazah sudah ada di ruangan,“ sebut seorang polisi.

Ternyata, Jonrizal pusing soal pengambilan jenazah. “Saya pernah mengalami saat di RSUD Jakarta. Waktu ingin menjemput jenazah, malah dipersulit pihak rumah sakit. Makanya saya panik,“ aku Jonrizal.

Jasad Jefri Hendri tiba di kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, Kamis (4/2) siang.  Jenazah disemayamkan sementara waktu di sana menunggu dijemput keluarga.

Pihak keluarga mengaku tak terima dan minta pelakunya dihukum mati. ‘’Kami ingin dia mati, walaupun pelaku menyerahkan diri ke polisi. Kami sangat terpukul sekali,’’ ujar kerabatnya.(MXP/MXM/mg1/ray)


PEKANBARU  - Zalmadi tak kuasa menahan sedih. Setibanya di kamar mayat RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, tangisnya pecah seketika. Air mata tak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News