Sektor Pariwisata Singapura Tak Peduli Krisis Global

Hotel Bintang Lima Turunkan Tarif Separo

Sektor Pariwisata Singapura Tak Peduli Krisis Global
Foto: Dok. STB for JAWA POS
SETIAP tahun orang Indonesia menjadi pengunjung nomor satu di Singapura. Bahkan, banyak di antara mereka yang menjadikan Singapura sebagai rumah kedua (second home). Kini Singapura harus melakukan banyak hal agar tetap menjadi jujukan wisata nomor satu.

Tamu dari Indonesia yang ke Singapura rata-rata keluarga. Mereka terdiri atas orang tua dan anak-anaknya. Namun, sejak 2007-2008, mulai terlihat anak-anak muda yang berkunjung sendirian ke negeri itu. Mereka disebut HMI (highly mobile individuals). ''Mereka melihat konser musik atau pesta-pesta tertentu,'' ujar Area Director Eastern Indonesia-International Operations Singapore Tourism Board (STB) Lilian Chee kemarin.

Dari segi jumlah, pengunjung dari Indonesia masih mayoritas, yakni 15-20 persen dari jumlah wisatawan asing di negeri itu. Banyak ibu-ibu kaya dari Indonesia yang khusus berbelanja produk-produk eksklusif, seperti Louis Vuitton, Gucci, Channel. ''Tapi, ada juga orang tua yang datang untuk mengunjungi anak-anaknya yang bersekolah di Singapura,'' tegasnya.

Namun, sejak krisis global tahun lalu, jumlah orang Indonesia yang berkunjung ke Singapura terus menurun. Berdasar data Singapore Tourism Board (STB), pada 2006 terdapat 1,921 juta orang Indonesia yang berkunjung ke negeri itu dan pada 2007 meningkat menjadi 1,962 juta. Namun, pada 2008, jumlahnya menurun menjadi 1,765 juta. ''Jadi, ada penurunan sekitar 10 persen,'' terangnya.

SETIAP tahun orang Indonesia menjadi pengunjung nomor satu di Singapura. Bahkan, banyak di antara mereka yang menjadikan Singapura sebagai rumah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News