Selain Aspek Ekonomi, Program ADWI Diharapkan Mampu Memperkuat Sosial Budaya

Selain Aspek Ekonomi, Program ADWI Diharapkan Mampu Memperkuat Sosial Budaya
Kunjungan rombongan Kemenparekraf ke Desa Wisata Malinau. Foto: kemenparekraf

Indra menjelaskan hingga 2019 pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia, sebelum akhirnya jatuh sampai paling bawah akibat pandemi.

Demi menaikkan peran pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat, dibuatlan program ADWI.

Program itu berbasis komunitas, di mana yang melakukan masyarakat dan yang merasakan manfaatnya juga masyarakat.

“Tidak hanya manfaat ekonomi, tetapi juga mempertahankan sosial budaya dan alamnya juga tetap terjaga. Karena itu, partisipasi semua penggerak desa wisata diperlukan, agar ADWI semakin besar tahun depan," ujar Indra dalam siaran pers, Jumat (14/10).

Dalam kesempatan sama, Wakil Bupati Malinau, Jakaria, menyatakan bangga memiliki wilayah yang luas dan kebanggaan Indonesia karena paru-paru dunia ada di Malinau, dan memiliki hutan konservasi yang asri, serta pohon terbesar di Malinau.

"Kami mengapresiasi Kemenparekraf yang sudah jauh-jauh ke perbatasan dan pedalaman ini," ungkapnya.

Bicara potensi, desa Pulau Sapi terkenal dengan adat dan budaya yang sangat kental, yaitu Suku Dayak Lundayeh.

Desa Pulau Sapi, berbasis wisata budaya ini, mengedepankan potensi seni yang dimiliki.

ADWI 2022 merupakan program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakkan Kemenparekraf.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News