Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk

Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk
Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk
BENGKULU- Harapan nelayan untuk bisa melaut dengan nyaman dengan bantuan kapal dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) ternyata tak terwujud. Sebab, kapal yang diserahkan kepada para nelayan ternyata banyak yang rusak. Beberapa nelayan mengeluhkan sebagian besar kapal bantuan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) itu sudah lapuk sehingga harus dilakukan perbaikan.

Istian Adinata warga Kuala Lempuing RT 3 RW 1 No 51 Kelurahan Lempuing, mengatakan dirinya harus memperbaiki rindang (kayu dasar kapal). Padahal, kapal itu dibeli dengan harga Rp14,5 juta, namun saat dibawa melaut ternyata sudah bocor. "Bahannya kayu kapuk, sehingga sangat rapuh. Di sini biasanya batang kayu Gadis atau batang Ryu," kata Tstian.

Istian mengakui bantuan yang diterimanya terdiri dari mesin, jangkar, dan jaring tanpa rantai. "Saat ini saya harus melengkapi lantai kapal dulu, mendamar, dan mengganti rindang kapal. Kalau tidak diganti bisa berbahaya, diterjang ombak kapal langsung oleng dan tenggelam. Diperlukan dana sekitar Rp 2,5 juta lah untuk merehab kapal ini," terang Istian.

Tak hanya itu, diakui Istian mesin yang diterimanya pun bukan mesin standar untuk kapal pancing atau lancang. Namun mesin yang umumnya digunakan untuk kapal ketek (kapal kecil, red), yaitu Ratna Diesel Engine dengan berat 51 Kg, 2600 rpm dan 6,5 ps dengan harga pasaran dibawah Rp 1 juta. Sedangkan untuk ukuran kapal lancang dan pancing, standar digunakan mesin disel Jandong 85 dengan harga dipasaran Rp 3 juta.

 

BENGKULU- Harapan nelayan untuk bisa melaut dengan nyaman dengan bantuan kapal dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) ternyata tak terwujud.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News