Semoga Waras Listrik di Kegilaan BBM

Semoga Waras Listrik di Kegilaan BBM
Semoga Waras Listrik di Kegilaan BBM

Mobil listrik dari Surabaya itu bersimbol petir, mirip logo PLN. Sebab, ia memang salah satu di antara lima putra petir yang kita unggulkan.

Pabrik itu satu kompleks dengan pabrik baja yang amat besar, dengan pemilik yang sama. Kerangka baja bandara-bandara baru seperti Bali, Medan, Sepinggan, dan Juanda dibuat di sana. Juga Terminal 3 Soekarno-Hatta yang raksasa itu.

Pabrik tersebut sekarang juga memproduksi baja untuk gedung bertingkat yang berbasis baja. Dengan modul ciptaannya, sebuah gedung enam lantai bisa dibangun hanya dalam waktu enam bulan. "Desain kami bisa sampai 18 lantai lebih," ujar Martin.

Mobil listrik pertama ber-STNK itu dibeli oleh anak perusahaan PLN, PT PJB Cabang Gresik. "Sekarang ke mana-mana kami gunakan minivan ini," ujar Sugiyanto, GM PJB Gresik.

"Hemat sekali. Bandingannya, dengan mobil bensin sehari habis Rp 60.000, dengan mobil listrik ini hanya Rp 10.000," tutur Sugiyanto.

Memang charging-nya masih empat jam. Tapi, di malam hari, saat pemilik mobil tidur, sangat cukup waktu untuk charging sampai penuh. "Untuk kepentingan sehari-hari, kami hanya perlu charging dua hari sekali. Tidak tiap hari," papar Sugiyanto.

Rabu lusa, saat ada acara di RRI Jogja, saya juga akan menyerahkan becak listrik kepada dua tukang becak Solo yang selama ini menjadi jamaah salawat Habib Syekh.

Becak listrik itu benar-benar becak biasa: masih harus dikayuh. Tapi ringan sekali. Saat becak menanjak pun, kayuhannya tetap sangat ringan.

"KABAR gembira, Pak Dahlan, STNK mobil listrik kami sudah keluar. Inilah STNK mobil listrik pertama di Indonesia," tulis Martin Soekotjo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News