Sempat Jaminkan Gunting untuk Makan, Kini Tinggal di Hotel
Rabu, 17 Maret 2010 – 03:55 WIB
Namun untuk pejabat KBRI Port Moresby, Andik justru mengaku belum pernah membuatkan jas. "Dubes saja belum pernah saya jahitin. Tapi beliau senang dengan saya," katanya. Meski menjadi kepercayaan pejabat di PNG, Andik masih menyimpan keinginan untuk bisa kembali ka tanah air. Sebab, jauh dari istri dan empat anaknya dirasakannya berat. "Awalnya saya tidak mampu, tapi harus bertanggungjawab dengan istri dan anak-anak. Tapi saya tidak mungkin terus hidup di sini. Seenak-enaknya hidup negeri orang, lebih enak di negeri sendiri," katanya.
Sampai kapan di PNG? Andik belum bisa memastikan. Dia menunggu anaknya bisa lulus dari bangku SMA. Saat ini, anak sulungnya sudah rampung studi dan tengah mengikuti training di Jepang. Anak kedua dan ketiganya masih SMA, sementara si bungsu masih duduk di bangku SD. "Saya harus mikir supaya anak bisa sekolah, jangan sampai seperti saya," terang Andik.
Selama ini, Andik pulang sekali setahun tiap lebaran. Biasanya dia di rumah selama 25 hari. "Istri saya juga tidak mau ditinggal lama-lama," ujar Andik yang memiliki tanggal lahir tercatat di paspor 7 September 1965 itu. Soal kelahirannya itu, dia mengaku tak tahu pasti. "Ya maklum orang kampung dulu," katanya.(kum)
Keahlian menjahit telah mengantar Andik Sutrisno berkelana hingga ke negeri seberang, Papua Nugini. Bahkan, jika perdana menteri dan para menteri
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor