Sensitif dengan Kemungkaran

Sensitif dengan Kemungkaran
Adhyaksa Dault. FOTO: ist

Hal itu Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya surat An-Nas 1-6: “Katakanlah aku berlindung kepada Tuhannya manusia, raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan syetan yang bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia.” 

Pertanyaan, bagaimana cara kita membelenggu syetan jenis manusia ini? Sebab, jika terus dibiarkan maka kemungkaran akan merusak tata sosial kita yang tengah dibangun oleh berkah Ramadhan.

Satu-satunya cara membelenggu syetan dari golongan manusia pada saat Ramadhan adalah menggalakkan amar makruf nahi mungkar atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Tugas inilah yang menjadi spirit kehadiran nabi dan rasul utusan Allah SWT. 

Mereka dilahirkan di lingkungan yang rusak, untuk selanjutnya diamanahkan untuk meluruskannya. Dan harus berhasil. Tidak mudah memang, tapi tidak ada pilihan lain selain menjalankannnya. Termasuk kita sebagai pewarisan dari ajaran-ajaran suci itu harus menjalankan amar makruf nahi mungkar itu. 

Allah SWT berfirman dalam surat Ali 'Imran Ayat 110: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” Syarat yang Allah SWT berikan sebagai ummat terbaik adalah jika menjalankan tugas amar makruf dan nahi mungkar ini. 

Jika tidak, maka kehadiran kita mengisi dunia itu tidak akan ada artinya di mata Allah SWT.  

Menegakkan prinsip amar makruf dan nahi mungkar merupakan kewajiban universal, dan tentu disesuaikan dengan kapasitas dan posisi kita saat ini. 

Bagi pejabat pemerintahan, misalnya, maka tugas amar makruf dan nahi mungkar itu melingkupi seluruh kantor dan pegawainya. 

RAMADHAN seharusnya bisa menjadikan lingkungan, kota, dan bangsa ini menjadi lebih baik. Segala jenis kemungkaran dan huru-hara bisa diminimalisir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News