Sentra Sepatu Cibaduyut Bak Mati Suri

Sentra Sepatu Cibaduyut Bak Mati Suri
Kawasan sentra sepatu Cibaduyut kini mulai sepi kunjungan wisatawan, baik dalam atau luar negeri. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

Berdasarkan pantauan JPNN.com, panjang kawasan Cibaduyut yang jadi sentra sepatu sekitar 1,6 kilometer.

Di kanan dan kiri bahu jalan, berjejer toko sepatu, baik yang masih buka atau sudah tutup. Kebanyakan, toko sepatu di Cibaduyut tutup. Padahal ini akhir pekan yang mana biasanya menjadi waktu untuk meraup untung.

Toko sepatu yang masih buka dan bertahan sampai sekarang kebanyakan toko-toko dengan nama yang sudah besar, seperti Grutty, Garsel Footwear, dan Diana.

Semula kawasan sentra sepatu Cibaduyut didominasi pedagang industri rumahan. Tetapi, seiring banyaknya toko modern yang menawarkan produk berkualitas dengan harga terjangkau, mau tak mau kehadiran mereka perlahan tergerus zaman.

Ditambah pandemi Covid-19 yang terjadi, membuat usaha sepatu mereka turut terdampak.

Salah seorang perajin sepatu Irwan Sumirat (57) menuturkan, sudah mulai terdampak sejak dua bulan awal pandemi terjadi. Permintaan sepatu melorot hingga 80 persen.

"Sebenarnya sebelum pandemi, pesanan sudah turun, karena adanya kiriman sepatu dari China. Nah, semakin turun ketika corona ini datang," ujarnya.

Kini, kawasan tersebut mencoba bertahan dengan tetap membuka lapak sepatu mereka.

Sentra perajin sepatu Cibaduyut pernah jadi primadona wisatawan dalam dan luar negeri ketika melancong ke Bandung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News