Senyum Tulip
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Tidak jauh dari tempat melebihi kecepatan tadi, Hyundai Elantra putih itu distop polisi lagi. Masih di wilayah Indiana. Bryan bertanya mengapa distop. Apa salahnya.
Polisi mengatakan tidak ada yang salah. Tetapi ia terlalu dekat dengan mobil di depannya. Itu bahaya.
Lantas terjadilah dialog biasa. Dari mana mau ke mana. Sudah berapa lama mengemudi dan masih berapa lama lagi. Bryan juga mengenalkan pria di sampingnya sebagai ayahnya.
"Berarti sudah satu hari berkendaraan?" tanya polisi. "Praktis sudah satu hari," jawab Bryan.
Mobil putih pun dilepas. Bryan dipersilakan meneruskan perjalanan.
Mobil itu memang dibiarkan lepas. Tetapi mulai diamati. Terutama ke mana akhir perjalanan itu. Sudah jelas juga bahwa pengemudinya dari Pullman akan pulang ke Chestnut hill.
Masuk pula info: mobil itu berada di bengkel dekat rumah keluarga. Rumah pun bisa dipetakan. Lalu sampah buangan dari rumah itu diperiksa.
Dimasukkan lab. Ditemukanlah DNA di sampah itu: sama dengan DNA yang di sarung pisau.
KENAPA pembunuh ini begitu sembrono. Padahal ia calon doktor kriminologi. Ia juga asisten dosen keadilan untuk pelaku kriminal.
- Cucu Bunuh Nenek di Karawang Demi Emas 100 Gram, Begini Kejadiannya
- Dokter Konsumen
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Denpom TNI Kantongi Bukti Transfer Uang Setoran Judi Sabung Ayam di Lampung
- Liburan Wu-Yi
- Mau Kabur ke Luar Kota, Pelaku Pembunuhan Wanita di Bekasi Ditangkap