Seorang Bayi Disiksa Ibunya karena Wajahnya Mirip dengan Mantan Suami

Seorang Bayi Disiksa Ibunya karena Wajahnya Mirip dengan Mantan Suami
MD, 3, batita yang disiksa ibu kandungnya sendiri sampai kakinya patah.

“Nah, setelah dirawat tiga hari barulah ketahuan kalau kaki MD patah di bagian paha. Karena itu dia tidak bisa berdiri,” ungkapnya.

Sambil MD dirawat, rupanya hal ini sudah dilaporkan kepada Tindak Pidana Kekerasan (Tipiker). Sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menangani anak-anak dan perempuan korban kekerasan. Dari situlah persoalan ini masuk ke jajaran Reskrim Polsekta Samarinda Ulu. Polisi juga telah mendatangi MD 13 November lalu.

Pemilik Yayasan Rumah Aman, Sri Utari mengatakan bahwa yang bersangkutan atau pelaku sudah bertemu. Bahkan mengakui perbuatannya. Saat ditanya, MO memang menyiksa MD, sampai kaki anaknya itu patah.

“Dia juga mengalami stres berat sejak kehamilan anak ini. Sebelumnya dia (MO, Red) dicerai suaminya. Ditinggal saat hamil. Jadi dia bawa pikiran itu sampai melahirkan. Dia bilang anaknya itu mirip bapaknya. Makanya dia sering benci dan menyiksa anaknya,” tuturnya.

Sri pun menerangkan bahwa psikolog sudah memeriksa pelaku dan menyatakan bahwa MO stres berat. Bahkan jika hal ini tidak ditangani akan berakibat pada gangguan kejiwaan. Malahan bisa jadi pelaku juga membunuh. Namun, pelaku juga mengaku bahwa ada itikad baiknya untuk sembuh dan berobat.

“Jadi saya juga sudah berkonsultasi dengan psikologi dan kepolisian bagaimana menangani kasus ini. Apalgi dia punya anak bayi. Hanya saja dengan anak bayi itu dia tidak bermaslaah . Hanya sama MD ini saja dia sering aniaya,” terangnya.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kaltim, Aji Suwignyo mengatakan bahwa pihaknya akan betul-betul menanganai kasus ini sampai tuntas. Bahkan dirinya juga sudah meminta ahli tulang dan ahli anak, serta psikolog untuk turun menangani kasus ini.

“Kami dampingi terus sampai dimana nanti perkembangannya. Bahkan akan kami damping sampai nanti anak ini kembali kepada keluarganya. Selanjutnya juga akan dipantau setiap tiga bulan sekali, bagaimana perkembangan si anak dan siapa nanti yang akan merawatnya,” katanya.

Seorang batita berinisial MD, 3, di Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi korban kekerasan ibu kandungnya sendiri, MO. Akibat penganiayaan itu, MD mengalami patah tulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News