Sepertinya, Predikat Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Saja tak Cukup

Termasuk pasang besar yang terjadi saban bulan. ”Kalau pasang, beberapa sekolah banjir,” ungkap Syawaliah.
Kondisi seperti itu masih terjadi sampai saat ini. Apalagi jika pasang besar terjadi ketika hujan deras mengguyur, para guru pasti dibuat repot bukan kepalang.
Sebab, sebelum berhadapan dengan banjir di kelas, mereka harus bersusah payah untuk bisa sampai di sekolah.
Syawaliah pun mengalaminya. Setelah bertugas di SDN 2 Tanjung Medang, dia sempat ditugaskan sebagai guru di SDN 11 Kadur.
Sekolah itu hanya bisa dijangkau dengan melewati dua sungai apabila bertolak dari ibu kota Kecamatan Rupat Utara.
Setiap pasang besar terjadi, Syawaliah dibuat bingung lantaran jembatan yang juga harus dilalui sudah lapuk. Apabila salah perhitungan, bukan tidak mungkin nyawanya menjadi taruhan. ”Rusak parah jembatan itu. Ibu biasanya minta bantuan teman untuk melintas,” tuturnya.
Dia tidak bisa mundur lantaran para anak didiknya menanti untuk belajar. Karena itu, berpeluh sekujur tubuh pun dia ikhlaskan demi mengajar di sekolah tersebut.
Di sekolah itu pula, Syawaliah sempat dipercaya untuk menjadi pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah.
Berjuang dengan fasilitas minim di pedalaman, Syawaliah dan Samadi adalah representasi ribuan guru di pedalaman yang butuh perhatian lebih dari pemerintah.
- Pemerintah Beri Bantuan Rp 3 Juta untuk Guru, Honorer Dapat Insentif Langsung ke Rekening
- Prabowo Bakal Digitalisasi Sekolah, Siswa Bisa Belajar Dari Layar Televisi
- Mendikdasmen Sebut Janji Presiden Prabowo kepada Guru Sudah Terealisasi, Apa Saja?
- Peringati Hari Pendidikan Nasional, Ribuan Siswa & Guru Menanam Sayuran di Sekolah
- KPK Ingatkan Guru & Dosen: Gratifikasi Bukan Rezeki
- Motor Bu Guru Korban Begal di Bangkalan Sudah Kembali, Ada yang Terharu