Sepuluh WNI di Libya Aman di Tunisia

Sepuluh WNI di Libya Aman di Tunisia
Sepuluh WNI di Libya Aman di Tunisia
Dia mengatakan, data WNI yang dikantongi KBRI Tunisia selalu berubah-ubah. Setiap ada WNI yang berhasil dievakuasi, jumlah WNI yang masih terjebak bertambah. Itu artinya, tidak ada data resmi keberadaan tentang WNI di Libya. Bisa dipastikan, sebagaian besar WNI yang ada di Libya adalah perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Tidak validanya data tentang jumlah WNI di Libya yang bekerja sebagai TKI, sempat dikeluhkan Dubes Ibnu. Melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu, Ibnu mengatakan jika sejatinya tidak ada perjanjian resmi penempatan TKI ke Libya. Nah, dengan kondisi tersebut, bisa dipastikan WNI yang bekerja sebagai TKI di Libya masuk kategori illegal.

Meskipun begitu, Ibnu menuturkan jika KBRI Tunisia ditunjuk sebagai ujung tombak evakuasi WNI di Libya. Dia menuturkan, kondisi WNI yang berhasil di evakuasi cukup memprihatinkan. Rata-rata para WNI yang bekerja di keluarga istana dievakuasi hanya dengan baju yang melekat di tubuh. Sebab, para majikan mereka sudah kabur karena takut aksi dari pemberontak. "Jika ada pemberontak yang masuk rumah, para TKI kami himbau untuk teriak ana Indonesia (saya Indonesia, red)," imbuh Ibnu.

Untuk kepulangan para WNI yang berhasil dievakuasi secara bertahap sejak 30 Agustus itu, pihak KBRI Tunisia belum berani memastikannya. Yazid menjelaskan jika kepulangan bisa dilakukan jika ada kepastian kursi penerbangan. Tapi, hingga saat ini belum ada penerbangan langsung dari Tunisia menuju Jakarta. Pihak KBRI Tunisia tidak mau menanggung risiko keselamatan para WNI itu jika harus transit berkali-kali untuk pulang ke tanah air. (wan/nw)

JAKARTA - Teka-teki keberadaan 19 warga negara Indonesia (WNI) di Libya mulai sedikit terkuak. Saat ini, di kediaman Duta Besar RI di Tunisia Muhammad


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News