Serangan Varian Delta Belum Reda, Warga Sydney Diminta Bersiap Menghadapi Hal Buruk

Serangan Varian Delta Belum Reda, Warga Sydney Diminta Bersiap Menghadapi Hal Buruk
Warga berjalan di tengah kota pada hari pertama karantina wilayah (lockdown) di Sydney, Australia, Sabtu (26/6/2021). Kota terbesar di Australia tersebut kembali menerapkan karantina wilayah selama dua pekan ke depan untuk membatasi pergerakan masyarakat akibat merebaknya virus COVID-19 varian Delta. Foto: ANTARA /REUTERS/Loren Elliott/wsj

Varian Delta yang sangat menular telah mengurung lebih dari setengah populasi Australia yang berjumlah 25 juta jiwa di dalam rumah mereka akibat pembatasan yang ketat.

Sydney dan Melbourne, dua kota terbesar, dan ibu kota Canberra berada dalam penguncian Panjang.

Sementara lockdown selama tiga hari diterapkan pada Senin di Darwin, ibu kota Northern Territory, setelah muncul satu kasus baru.

Berejiklian mendesak masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin agar tingkat vaksinasi orang dewasa meningkat dari 27 persen menjadi 70 persen, sehingga "hidup akan lebih bebas daripada hari ini."

"Apakah itu berarti hidup kita benar-benar bebas? Tidak. Tapi apakah itu berarti hidup kita lebih bebas daripada hari ini? Tentu saja," kata dia.

Sebanyak 57 orang, sebagian besar belum divaksin, telah meninggal dalam wabah terbaru di Sydney sejak 11 Juli.

Selama 2021 sebelum tanggal itu, tidak ada kematian akibat COVID-19 di Australia.

Meski varian Delta tengah melanda, total kasus infeksi di Australia masih jauh di bawah negara-negara maju lain. Hingga saat ini, tercatat ada 40.000 lebih kasus dan 967 kematian.

Pemerintah Australia memprediksi kasus positif COVID-19 bakal meningkat akibat serangan varian Delta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News