Serbasulit untuk Freeport yang Serbaberat

Oleh Dahlan Iskan

Serbasulit untuk Freeport yang Serbaberat
Serbasulit untuk Freeport yang Serbaberat

Ambisi Freeport luar biasa. Pada 2013, Freeport ingin tidak hanya menjadi raja tembaga dan emas. Ia juga ingin menjadi raja minyak. Dengan cara yang afdruk kilat. Sebuah perusahaan minyak terbesar keempat di California, Plains Company, dibeli. Dengan harga USD 16,3 miliar. Atau sekitar Rp 200 triliun. Itu termasuk untuk mengambil alih utang Plains sebesar USD 9,7 miliar.

Harga mahal itu diterjang karena Plains memiliki produksi minyak mentah hampir 300 juta barel per hari. Bahkan, potensi produksinya bisa lebih dari 2 miliar barel per hari.

Sial. Sial sekali.

Begitu transaksi ditandatangani, harga minyak mentah terjun bebas. Dari USD 80 menjadi USD 40-an.

Sial.

Begitu sialnya. Perut siapa yang tidak mulas?

Begitu pandainya pemilik Plains: menjual perusahaan ketika nilainya masih tinggi.

Begitu sialnya atau cerobohnya Freeport: membeli perusahaan minyak raksasa yang sedang berada di bibir jurang.

RELAKAH Anda bila saat ini negara kita mengeluarkan uang sekitar Rp 20 triliun untuk membeli 10 persen saham Freeport Indonesia (FI)? Mungkin pertanyaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News