Seremonial Ditonjolkan, KPK dan Polri Dianggap Lebay

IPW Tuding 'Show' Penyerahan Nazaruddin Terlalu Berlebihan

Seremonial Ditonjolkan, KPK dan Polri Dianggap Lebay
Tersangka kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games, M Nazaruddin, ketika diserahkan Tim Penjemput ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu (13/8) malam. Foto : JPPhoto
Penulis buku "Jangan Bosan Kritik Polisi" itu menilai sikap berlebihan yang ditunjukkan KPK, Polri dan juga Pemerintahan SBY hanya untuk membuai publik. "Sikap lebay ini menunjukkan bahwa KPK, Polri dan Pemerintahan SBY seolah-olah serius untuk memberantas korupsi agar publik lupa pada kasus Century yang sepertinya masuk peti es," tudingnya.

Namun Neta mengaku tak heran dengan penyerahan Nazaruddin yang dibikin seremonial dan berlebihan itu. Sebab, sejak awal penjemputan Nazarudin dari Bogota saja sudah berlebihan. Misalnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi tersangka kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games itu harus dibawa dengan pesawat sewa yang harganya sampai Rp 4 miliar.

Neta pun membandingkan dengan penjemputan atas sejumlah buronan lainnya yang hanya dibawa dengan pesawat komersial. "Misalnya David Nusa Bakti (buron kasus BLBI), Zarima (kasus kepemilikan ekstasi) dan Gayus Tambunan (kasus mafia hukum), aparat Indonesia hanya mengutus dua orang dan tersangka pun dibawa dengan pesawat komersial. Jadi efisiensi dan efektifitasnya yang terlihat, bukan gegap gempitanya," pungkasnya.(ara/jpnn)

JAKARTA - Cara serah terima M Nazaruddin dari Polri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu (13/8) malam kemarin dianggap terlalu berlebihan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News