Seribu Jembatan untuk Indonesia Bermodalkan Ilmu Panjat Tebing

Seribu Jembatan untuk Indonesia Bermodalkan Ilmu Panjat Tebing
Warga melintasi jembatan yang dibangun secara sukarela oleh sebuah komunitas panjat tebing di Indonesia setelah penantian bertahun-tahun. (Supplied)

Menurut Tedi, ekspedisi pembangunan jembatan gantung ini adalah "perjalanan yang sangat panjang" dan tidak berakhir di jembatan ke-1.000.

Berawal dari pembangunan jembatan di tebing tertinggi Indonesia

Seribu Jembatan untuk Indonesia Bermodalkan Ilmu Panjat Tebing Photo: Tedi Ixdiana mulai melakukan hobi panjat tebing di usia 16 tahun dan meneruskannya hingga sekarang. (Instagram: yunesra334)

 

Perjalanan pembangunan jembatan Tedi dan rekan-rekannya dimulai dengan niat untuk memudahkan pergerakan pemanjat tebing di salah satu puncak tertinggi dunia, Carstensz Pyramid di Papua.

Dalam kunjungan pertamanya di tahun 2012, tim VRI harus menuruni tebing atau menyeberangi jurang di ketinggian 8.400 meter dengan seutas tali.

"Banyak teman, termasuk pendaki sedunia ada yang gagal melakukan ekspedisi bahkan ada korban jiwa karena kendala menyeberang," kata pria berusia 48 tahun tersebut.

Di tahun 2015, kelompok tersebut membangun jembatan khusus pendaki dari tali baja tiga lembar dengan pegangan dan pijakan, sehingga pemanjat tidak harus turun ke jurang.

Di tahun selanjutnya, pembangunan jembatan sukarela dilakukan juga bagi warga Garut, Jawa Barat, yang kehilangan fasilitas penyeberangannya putus akibat banjir bandang.

Berita ini pun sampai ke telinga warga beberapa daerah di Indonesia yang akhirnya memohon bantuan pembangunan jembatan di daerah masing-masing.

Tedi Ixdiana tidak pernah terpikir dapat membangun ratusan jembatan di Indonesia dari ilmu panjat tebing yang dimilikinya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News