Setelah Tembakan Salvo, Isak Tangis Air Mata Mengiringi Pemakaman Pelda Anumerta Rama Wahyudi

Setelah Tembakan Salvo, Isak Tangis Air Mata Mengiringi Pemakaman Pelda Anumerta Rama Wahyudi
Pemakaman Pelda Anumerta Rama Wahyudi di Taman M Pahlawan Kusuma Dharma Pekanbaru, Jumat (3/7). Foto: ANTARA/Anggi Romadhoni

jpnn.com, PEKANBARU - Pemakaman Pembantu Letnan Dua Anumerta Rama Wahyudi yang gugur di Kongo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat siang, dengan ditandai tembakan salvo.

Tembakan itu juga berarti menjadi tanda tatapan terakhir bagi Anita dan ketiga anaknya yang masih kecil kepada suami dan ayah tercinta mereka, Pembantu Letnan Dua Anumerta Rama Wahyudi.

Tangis Nita makin tak tertahankan ketika sejumlah prajurit TNI secara perlahan memasukkan jenazah Rama ke liang lahat. Ketiga anak mereka hanya tertegun seolah kakinya tertanam di tanah memandangi peti mati itu mulai tertutupi tanah.

Rama Wahyudi gugur saat menjalankan tugas misi pengamanan MONUSCO di Republik Demokratik Kongo. Dia meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil di kampungnya Kabupaten Kampar, Riau.

Kepulangan Rama Wahyudi dari Kongo ke kampung halamannya di Kilometer 6 Jalan Garuda Sakti, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Riau, berjalan cukup alot.

Prajurit Denpal Pekanbaru di bawah satuan Komando Resor Militer 031/Wirabima itu gugur 22 Juni 2020 lalu, namun baru tadi malam dia tiba di Indonesia untuk selanjutnya diterbangkan ke Pekanbaru, Jumat (3/7).

Usai disambut secara militer di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, jenazah Rama Wahyudi dibawa ke rumah duka. Isak tangis pecah seketika jenazah tiba, terutama Nita, yang berulang kali memeluk peti jenazah Rama Wahyudi.

Sekitar pukul 14.30 WIB, Rama Wahyudi dibawa ke TMP Kusuma Dharma Pekanbaru. Pemakaman secara militer itu dipimpin langsung oleh Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Irwansyah.

Prosesi pemakaman diawali tembakan salvo. Jenazah pun dimasukkan ke liang kubur diiringi isak air mata keluarga dan kerabat.

Anita berusaha tegar dan menguatkan diri saat menaburkan bunga untuk suami tercintanya itu.

Gubernur Riau Syamsuar, Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI M Syech Ismed, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama TNI Irianto Moningka dan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi juga melakukan hal yang sama.

Anita, istri almarhum didampingi tiga orang anaknya tegar melepas kepergian suaminya. Meski begitu, air mata tetap mengalir di pipinya yang sebagian ditutupi masker.

"Kita sudah mengantarkan almarhum ke tempat terakhir. Kita doakan almarhum diterima di sisi-Nya. Mari kita lepas kepergian beliau dengan kesabaran, ketabahan dan keimanan yang kuat," kata Pangdam I BB, Mayjen Irwansyah, dalam sambutannya.

Kepada keluarga Pelda Anumerta Rama, Pangdam menyampaikan belasungkawa dan penghargaan setinggi-tingginya atas jasa almarhum menjaga perdamaian dunia.

Perwakilan keluarga Pelda Anumerta Rama tak kuasa menahan rasa sedih atas kepergian almarhum. Namun juga mengaku bangga atas kepergian almarhum yang meninggal dunia dalam misi perdamaian dunia.

Rama Wahyudi yang sebelumnya berpangkat Sersan Mayor merupakan prajurit angkatan darat asal Kabupaten Kampar. Rama gugur usai serangan kelompok bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika pada 22 Juni 2020.(Ant/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Prosesi pemakaman Pelda Anumerta Rama Mahyudi diawali dengan tembakan salvo. Selanjutnya, jenazah dimasukkan ke liang kubur diiringi isak air mata keluarga dan kerabat.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News