Siapa Membunuh Putri (7)

Kunci Kamar Kos, Oleh: Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (7)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - TURUN dari ojek, dengan sekantong plastik penuh bungkusan mi lendir buat anak-anak panti, aku justru mendapati ketegangan di antara Bu Yani dan beberapa orang tamu yang tak pernah kulihat sebelumnya.

Seorang lelaki berjas (pagi-pagi begini di kota ini pakai jas?) sepertinya seorang pengacara yang menjaga diri dengan identitas formal, dan seorang perempuan dengan setelan merah, berpenampilan pebisnis.

Aku berbasa-basi dengan senyum dan langsung masuk ke dalam rumah. Bu Yani berdiri lekas menyusulku.

”Itu pemilik rumah baru dan pengacaranya,” kata Bu Yani.

”Oh, jadi, bukan anaknya Pak Doni lagi yang punya rumah ini? Uang sewa harus dibayar ke ibu itu?” tanyaku.

Pak Doni pemilik rumah yang disewa Panti Asuhan Abulyatama, sudah lama tak lagi mengurus properti miliknya ini. Urusan sewa-menyewa diserahkan ke anaknya.

Baca Juga:

Rupanya, rumah ini oleh anaknya dijadikan agunan untuk pinjaman untuk satu proyek. Dan karena satu dan lain hal yang salah, rumah ini jadi milik mitranya si perempuan setelan merah itu.

”Masalahnya dia tak mau menyewakannya lagi,” kata Bu Yani.

Saya tak banyak terlibat dalam urusan perempuan, hingga melewati tiga perempat usia dua puluhanku ini. Tapi saya tahu itu bisa jadi urusan yang rumit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News