Simak Pernyataan HMI soal Kericuhan di Balai Kota Bogor

Simak Pernyataan HMI soal Kericuhan di Balai Kota Bogor
Foto diambil dari Radar Bogor

Radar Bogor: Apakah kedatangan HMI ke balai kota kemarin terlebih dahulu melampirkan izin atau spontan?
Saepul: Tahapan untuk kami datang ke situ sudah saya lakukan. Pertama, kenapa kami datang ke situ karena beberapa kali kami meminta audiensi kepada wali kota untuk menghadirkan SKPD terkait dengan program kerja kami, cuma belum terealisasi. Terakhir kami ketemu di Cafe Foresthree Minggu (17/2) pukul 23.42 WIB saat nobar debat kandidat Capres. Di situ wali kota menjanjikan hari Rabu (20/2) kami akan bersama dengan SKPD terkait. Sudah di-ceklis, ada Disdukcapil, Dinkes, Disperumkim dan lainnya. Cuma pada hari Rabu (20/2) saya sudah kontak wali kota memastikan audiensi yang dijanjikan. Namun hanya dibaca saja. Akhirnya karena beberapa kali permintaan audiensi tidak dikabulkan akhirnya saya mengintruksikan teman-teman untuk datang ke Balai Kota Bogor dan masuk ke ruang rapat Paseban Punta. Posisinya hanya duduk saja. Tidak boleh melakukan hal yang anarkis.

Radar Bogor: Sebelum melakukan aksi itu apakah HMI telah memperkirakan akan terjadi kericuhan?
Saepul: Saya sudah memperkirakan hal itu. Maka saya bilang ketika kawan-kawan diusik agar diam saja. Kecuali ada kontak fisik barulah melawan.

Radar Bogor: Apakah menurut Anda aksi kemarin itu hal yang benar?
Saepul : Kalau berbicara etika bertamu dengan sopan kiranya itu hal yang salah. Karena datang tiba-tiba tanpa izin. Namun, itu adalah cara terakhir bagi kami untuk mengingatkan Pak wali kota. Lagipula itu (balai kota) kan rumah rakyat dan wali kota merupakan orang tua bahkan bisa dibilang ayah kami. Setidaknya anak meminta kepada ayahnya dan kami pun tidak merusak apa pun. Malahan yang terjadi barang pribadi anggota kami dirusak. Ditambah kami hanya masuk ke ruang pertemuan, bukan ruang kerja pribadi wali kota.


Ketua HMI Kota Bogor menilai cara yang mereka tempuh adalah pilihan terakhir untuk mengingatkan Wali Kota Bima Arya.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News