Singapura, AS dan Uni Eropa Mulai Fokus pada Obat COVID, Australia Diminta Tidak Ketinggalan

Singapura, AS dan Uni Eropa Mulai Fokus pada Obat COVID, Australia Diminta Tidak Ketinggalan
Associate Professor Steven Tong dari Doherty Institute menyatakan pengobatan COVID yang lebih baik di Australia sangat mendesak saat ini. (ABC News: Daniel Fermer)

Sangat menakutkan bagi penderita kelainan imun

Studi dari Amerika Serikat dan Australia menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang Australia mengalami gangguan imun yang parah. Artinya, vaksin COVID mungkin tidak efektif untuk mereka.

Orang-orang ini termasuk penerima transplantasi, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, dan orang lain yang minum obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian di Australia tahun 2018 menunjukkan bahwa 20 persen populasi — sekitar 5 juta orang — mungkin mengalami gangguan imun level sedang.

Orang-orang dengan gangguan imun berisiko lebih besar untuk meninggal ketika mereka tertular COVID.

Skenario untuk memperlakukan COVID sama seperti flu biasa sangat menakutkan bagi mereka.

Hal itu diakui oleh Jane Fletcher, seorang penerima transplantasi paru-paru.

"Pada akhir 2019, ketika orang mulai membicarakan apa yang terjadi di Tiongkok, saya sampaikan ke suami, ini akan akan sangat buruk bagi saya. Memang demikian jadinya," ujar Jane.

"Ini masa yang sangat menakutkan bagi saya," tambahnya.

Australia dikhawatirkan akan ketinggalan bila tidak segera mengamankan pasokan obat COVID di saat negara lain mulai mengalihkan fokusnya dari vaksinasi ke obat-obatan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News