Singapura Kewalahan Melawan Virus Corona di Asrama Pekerja Migran

Singapura Kewalahan Melawan Virus Corona di Asrama Pekerja Migran
Para pekerja antre makan siang di asrama Westlite di Singapura, Jumat (10/4/2020). Foto: MINISTRY OF MANPOWER SINGAPORE/Handout/via REUTERS/hp/cfo

jpnn.com, SINGAPURA - Pemerintah Singapura sedang berjuang melawan klaster baru infeksi virus corona di asrama pekerja migran.

Ketika negara kota kaya itu jatuh ke dalam resesi, para pejabat yang menghadapi tekanan kuat untuk menghidupkan kembali ekonomi memilih tindakan isolasi terbatas ketimbang lockdown ketat. Meski begitu, sebagian besar pekerja berupah rendah masih dikurung.

"Tidak banyak pilihan," kata Leong Hoe Nam, pakar penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth kota itu. "Kami harus realistis. Kami membutuhkan aktivitas ekonomi untuk terus berjalan."

Asrama, rumah untuk lebih dari 300.000 pekerja di industri seperti konstruksi dan pembuatan kapal, menyumbang hampir 95 persen infeksi di Singapura yaitu lebih dari 57.000 infeksi.

Sebelumnya, ketika pihak berwenang menemukan virus menyebar di sebuah asrama, mereka langsung mengisolasi para penghuninya, melakukan testing secara masal serta melakukan lockdown nasional.

Namun, rata-rata 45 infeksi baru telah muncul di asrama sejak sekitar satu bulan terakhir. Padahal, di luar klaster tersebut, angka rata-rata transmisi lokal hanya dua kasus per hari.

"Itu hanya menunjukkan kesulitan dalam membekap virus ini," kata Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di Universitas Minnesota, yang memantau Singapura.

Alih-alih menutup asrama sepenuhnya, Singapura sekarang bertaruh pada taktik yang berbeda: membiarkan pekerja pergi ke pekerjaan tetapi dengan tes COVID-19 berulang, jarak sosial yang lebih besar, pemantauan ketat dan isolasi cepat dari kontak dekat.

Resesi membuat Singapura ogah menerapkan lockdown lagi, kecuali untuk pekerja migran di asrama-asrama yang jadi pusat penyebaran baru virus corona

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News