Singapura Kewalahan Melawan Virus Corona di Asrama Pekerja Migran

"Kami yakin bahwa tes berulang ini, rutinitas yang telah ditentukan, akan terus memungkinkan kami untuk menyingkirkan hal ini dan dapat mengendalikan virus corona," kata Tan See Leng, Menteri Kedua untuk Tenaga Kerja.
Langkah-langkah lain untuk menangkis virus mulai dari pengurangan pekerja di kamar asrama dan pemeriksaan air limbah untuk jejak virus hingga tempat kerja terpisah hingga penggunaan teknologi yang lebih besar dalam melacak kontak orang yang terinfeksi.
"Ada risiko rendah penguncian massal asrama dan tindakan karantina akan lebih tepat sasaran," kata Hsu Li Yang, pakar penyakit menular di Universitas Nasional Singapura.
Namun sebagian besar pekerja hanya dapat berpindah-pindah antara asrama dan lokasi kerja, kecuali untuk tugas-tugas penting.
"Selain perjalanan kerja dengan truk, kami tidak diizinkan pergi ke mana pun," kata pengawas konstruksi Sharif Uddin. "Ini adalah gangguan mental yang konstan."
"Rasanya seperti berada di penjara," kata pekerja konstruksi Habibur Rahman, 25 tahun. "Kami hanya ingin kembali ke kehidupan normal. Kami ingin bekerja penuh waktu agar dapat menghasilkan dan mengirim uang ke rumah." (ant/dil/jpnn)
Resesi membuat Singapura ogah menerapkan lockdown lagi, kecuali untuk pekerja migran di asrama-asrama yang jadi pusat penyebaran baru virus corona
Redaktur & Reporter : Adil
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- Perkuat Diplomasi Kebangsaan RI Hadapi Geo-Ekonomi, Ibas Mendorong Kolaborasi ASEAN Plus
- Gloria Nababan Raih Gelar The Winner Asianista Internasional 2025 di Singapura
- Pemerintah Siapkan Regulasi Baru Untuk Perkuat Perlindungan Pekerja Migran
- Pekerja Migran Asal Jateng Capai Ribuan Orang, Ahmad Luthfi Siapkan Role Model Pendampingan dan Pelatihan