Singapura Sangat Menghargai Kemampuan Jokowi Menjaga Stabilitas Indonesia
Di sisi lain, Sciortino menilai Presiden Jokowi memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar di beberapa bidang.
Di urusan hak asasi manusia dan minoritas, Indonesia, kata Sciortino, masih sama saja dengan negara-negara lain di kawasan.
"Masih banyak pelanggaran yang belum terselesaikan. Belum lagi isu perlindungan minoritas, termasuk belakangan ini muncul kekhawatiran terhadap kelompok LGBT," jelas Associate Professor di Mahidol Univeristy ini.
Ia mengkritik, dari pekerjaan rumah itu, Presiden Jokowi sejatinya belum membawa perubahan yang diperlukan untuk Indonesia, maupun kawasan.
"Pemimpin masa kini yang peduli isu lingkungan, mempriotitaskan kesehatan dan pendidikan sebagai kebutuhan masyarakat dan merangkul semua golongan, termasuk minoritas."
"Itu yang diperlukan Indonesia, bahkan Asia." utaranya kepada ABC.
Muncul di tengah hujan kritik
Tokoh Asia yang diterima Presiden Jokowi dari Singapura datang di tengah berbagai kritik dari sejumlah media, baik internasional dan domestik.
Majalah Ekonomi berpengaruh asal Inggris The Economist dalam edisi 26 September 2019 memuat artikel berjudul 'Kemana perginya reformis yang baru saja terpilih sebagai Presiden Indonesia ini?".
Dalam tulisan itu, Presiden Jokowi dianggap menyetujui berbagai pelanggaran mulai dari korupsi institusional hingga pencemaran lingkungan.
Presiden Indonesia Joko Widodo mendapat penghargaan Tokoh Asia 2019 (Asian of the Year 2019) dari media utama Singapura, the Straits Times
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Jokowi dan Gibran Lagi Cari Rumah, Mau Merapat ke Golkar? yang Benar Saja
- Mendagri Tito Maklumi Gibran Tak Hadiri Acara Penting Ini
- Malam-malam, Prabowo-Gibran Temui Jokowi di Istana
- Tip Bisnis dari Sri Agustin, Nasabah PNM Mekaar yang Dipuji Jokowi
- Airlangga Hartarto: Bagi Kami, Pak Jokowi dan Mas Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar