Sisa P1 Bakal Menggunakan Sistem Marketplace, Guru Lulus PG PPPK Makin Waswas

Sisa P1 Bakal Menggunakan Sistem Marketplace, Guru Lulus PG PPPK Makin Waswas
Ketum FGHNLPSI Heti Kustrianingsih bersama anak didiknya yang meraih prestasi. Foto dok. FGHNLPSI for JPNN.com

"Jujur saja kami khawatir dengan sistem baru ini, apalagi seleksi guru menggunakan sistem marketplace. Kok guru disamakan dengan barang dagangan ya," cetusnya.

Kekhawatiran lainnya adalah ketika seleksi diserahkan kepada sekolah, otomatis posisi kepala sekolah makin kuat. Jika hubungan guru P1 dengan kepsek baik-baik saja, otomatis aman. Sebaliknya bila hubungan tidak harmonis, maka tamatlah riwayat P1. Mereka harus mencari sekolah baru dan mencari posisi sesuai kompetensi.

Hal lain yang dikhawatirkan Heti, apakah posisi P1 pada 2024 akan tetap ada atau malah dihapuskan.

Heti sepakat bila tata kelola guru diambil alih Kemendikbudristek. Namun, dengan kekuasaan penuh kepada kepsek, dia melihat ada potensi masalah baru yang akan tercipta.

Dia mencontohkan,. seleksi PPPK 2021/2022 cukup banyak guru honorer jadi korban karena kekuasaan penuh kepsek.

Melihat posisi P1 yang makin terjepit, Heti pun mendesak pemerintah untuk menyelesaikan dahulu guru P1. Formasi 278.102 yang ada diprioritaskan untuk 62.546 P1.

Dia menambahkan kalau disebut P1 PKWU berlebihan, maka pemerintah sebaiknya membuatkan regulasi khusus sama seperti P1 bahasa Inggris.

"Regulasi yang buat pemerintah. Kalau memang berniat menyelesaikan P1 buatkan regulasinya dan amankan semuanya. Setelah P1 selesai baru guru honorer kategori lainnya," pungkasnya. (esy/jpnn)


Rencana Mendikbudristek Nadiem Makarim menggunakan sistem marketplace untuk sisa P1 membuat guru lulus PG PPPK makin waswas. Oh Tuhan.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News