Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama
Rabu, 16 September 2020 – 15:07 WIB
Departemen Dalam Negeri juga berkomitmen tidak akan menoleransi pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari pekerja asing.
"Depdagri dan Pasukan Perbatasan Australia berkomitmen melindungi pekerja migran dari praktik kerja ilegal dan bekerja sama dengan seluruh mitra pemerintah untuk memberantas eksploitasi," katanya.
Tapi 'backpacker' seperti Elin yakin apa yang terjadi di beberapa usaha pertanian hanya bisa dipahami oleh mereka yang bekerja di sana.
"Ketika kita meninggalkan pertanian itu, dan kembali memasuki dunia normal, kita pun menyadari betapa buruknya situasi sebenarnya," katanya.
Kredit
- Reporter: Katri Uibu
- Desain Grafis: Paul Yeomans
- Videografi: Bryan Milliss, Colin Hertzog, Patrick Rocca, Paul Lyons dan Pete Curtis
- Proiduksi Digital: Katri Uibu dan Kate Higgins
- Produksi Video: Naomi Jackson dan Paul Yeomans
- Terjemahan: Farid M. Ibrahim
Setelah bekerja selama dua bulan di sebuah usaha pertanian di Queensland, Elin cuma bisa mendapatkan penghasilan sebesar $70, atau sekitar Rp700 ribu
BERITA TERKAIT
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka