Sistem Rekruitmen Kepala Daerah Picu Korupsi
Harus Keluarkan Uang Hingga Ratusan Miliar
Rabu, 27 Agustus 2008 – 13:54 WIB

Sistem Rekruitmen Kepala Daerah Picu Korupsi
JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrahman Ruki menilai banyaknya kepala daerah yang dibidik KPK karena terseret korupsi adalah hal wajar. Menurut Ruki, hal itu dikarenakan proses rekrutmen kepala daerah yang sudah sarat korupsi. Menurut Komisaris Utama Krakatau Steel ini, biaya politik di Indonesia memang sangat mahal. Bahkan Ruki yang kini sedang menggalang dukungan untuk maju sebagai calon anggota DPD dariProvinsi Banten ini mengeluhkan tentang mahalnya ongkos politik.
"Ada yang keluar uang Rp 60 miliar untuk jadi kepala daerah. Logikannya, bagaimana mengembalikan modal itu. Kalau masa jabatannya 60 bulan maka ia sebulan harus balik modal Rp 1 miliar. Lantas kapan mikir buat rakyatnya?" ulas Ruki dalam sebuah diskusi di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (27/8).
Baca Juga:
Akibatnya, kepala daerah melakukan penyelewengan keuangan daerah untuk mengembalikan modalnya. "Karena begitu dilantik, argo (pencatat waktu) untuk mengembalikan modal jalan. Jadi wajar kalau banyak yang dipanggil KPK," ujar Ruki.
Baca Juga:
JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrahman Ruki menilai banyaknya kepala daerah yang dibidik KPK karena terseret korupsi
BERITA TERKAIT
- Vasektomi Menjadi Syarat Penerima Bansos Berpotensi Pidana
- Haidar Alwi Nilai Jenderal Listyo Sigit Kapolri Terbaik Sepanjang Masa
- Ketum PITI Ipong Hembing Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran Tetap Harmonis
- Liburan Tanpa Izin, Bupati Indramayu Bakal Magang di Kantor Kemendagri
- Stok Beras Melonjak, Waka MPR: Komitmen Presiden Prabowo Langsung Dibuktikan
- Otto Hasibuan Minta Peserta PKPA Bisa Menaati Kode Etik Ketika Menjadi Advokat