Situasi Gaza Memanas, Begini Reaksi Warga Yahudi dan Palestina di Australia

'Tak pernah memilih untuk dilahirkan di bagian dunia itu'
Tumbuh di kamp pengungsi di Jalur Gaza membuat masa kecil Ayman diwarnai dengan pos-pos pemeriksaan dan jam malam.
Dia masih ingat bagaimana berangkat ke sekolah dengan melewati tank-tank dan buldoser.
"Di Gaza, tidak ada yang namanya rencana hidup. Kita hanya menjalaninya dari hari ke hari," jelasnya.
Menurut Amnesty International, Israel telah memberlakukan blokade ilegal selama 14 tahun atas Jalur Gaza, menghukum penduduknya secara kolektif dan memperparah krisis kemanusiaan di sana.
Ayman mengaku selalu merasakan tekanan psikologis dan frustrasi atas nasib keluarganya di Gaza.
"Orangtua saya belum pernah bertemu dengan anak-anakku. Saat saudara-saudaraku menikah, saya tidak bisa hadir," ujarnya.
"Kami tak pernah memilih untuk dilahirkan di bagian dunia itu. Tapi inilah kenyataan yang kami hadapi," kata Ayman.
'Siapa yang memberi mereka hak untuk melakukan ini?'
Warga Australia kelahiran Palestina lainnya, Aseel Tayah, tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan masa kecil dan remajanya di Yerusalem.
Ayman, seorang warga Australia asal Palestina, kini cemas menunggu kabar keluarganya di Gaza
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya