Slamet Tolak Tawaran Ratusan Juta dari Malaysia Demi Puyuh Indonesia
Rabu, 13 Maret 2019 – 18:10 WIB

Peternak puyuh Slamet Wuryadi. Foto: Fathan Sinaga/JPNN
Sementara dari aspek bisnis, budidaya ternak burung puyuh mulai dari pembibitan, telur, daging, hingga kotoran hewan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Berdasarkan metrik yang disusunnya, pendapatan rata-rata produksi telur puyuh sehari berkisar 75-80 persen per hari.
Dengan produksi harian sekitar 800 butir per hari dengan margin Rp 300, peternak dapat menghasilkan omzet Rp 240 ribu per hari.
Terlebih saat ini, kata dia, burung puyuh mampu dipelihara hingga 18 bulan lamanya. Dia menambahkan, dengan nilai investasi sebanyak Rp 2.250.000 berupa 750 ekor indukan puyuh, dalam waktu 18 bulan para peternak dapat meraup omzet sekitar Rp 22.056.000. (tan/jpnn)
awaran ratusan juta rupiah dari perusahaan Malaysia dan kerja sama dari sejumlah negara tak membuat Slamet gelap mata.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
BERITA TERKAIT
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- 45 PMI Dipulangkan dari Malaysia Melalui Pelabuhan Dumai, Ada yang Sakit Kulit