SMA Negeri 1 Fakfak Kombinasikan Pembelajaran Tatap Muka dan Daring

SMA Negeri 1 Fakfak Kombinasikan Pembelajaran Tatap Muka dan Daring
Ilustrasi siswa belajar online dari gurunya di rumah. Foto: Abdul Muslim for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Penyesuaian Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka, di zona kuning dan hijau dengan penerapan protokol kesehatan sangat ketat mendapatkan respons positif dari sekolah.

Salah satunya SMA Negeri 1 Fakfak yang menggunakan metode pembelajaran blended learning, yaitu kombinasi virtual dan tatap muka.

Chandra Sri Ubayanti, guru matematika SMA Negeri 1 Fakfak mengungkapkan proses pembelajarannya, menyesuaikan dengan kondisi zona daerah.

Setelah sempat zona kuning, kemudian hijau, lalu kuning lagi.

"Untuk SMA Negeri 1 Fakfak, pembelajarannya sesuai kesepakatan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), sekolah, dan Komite Sekolah. Jadi dibikin secara shift," kata Guru Chandra kepada JPNN.com, Rabu (19/8).

Lantaran ada 30 rombel (rombongan belajar), lanjut Guru Chandra, kelas X tatap mukanya Rabu dan Sabtu. Kelas XI Selasa dan Jumat, Kelas XII Senin dan Kamis.

Jumlah siswa di dalam kelas juga diatur antara 18 sampai 20 siswa. Selama pembelajaran tatap muka, guru dan siswa mengikuti protokol kesehatan.

"Pembelajarannya kami pakai metode flipped classroom (daring dan tatap muka). Dalam satu hari hanya belajar empat jam. Jadi per mapel (mata pelajaran) 30 menit saja. Untuk daringnya kami pakai Google classroom," jelasnya.

Penyesuaian SKB 4 menteri direspons positif oleh SMA Negeri 1 Fakfak yang menggunakan kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News