Soal DBD, DKI Kurang Tanggap

Soal DBD, DKI Kurang Tanggap
Soal DBD, DKI Kurang Tanggap
JAKARTA - Dinas Kesehatan (dinkes) DKI Jakarta kembali mendapat sorotan tajam. Setelah gagal mencegah merebaknya kasus gizi buruk di ibu kota, kali ini dinas kesehatan juga gagal membendung wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini setelah DKI Jakarta dinyatakan provinsi dengan kasus DBD terbanyak kedua se Indonesia. Jakarta hanya kalah dari Provinsi Bali yang berada di peringkat pertama penyebaran DBD.

Berdasar data Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, kasus DBD di DKI sebesar 18.006 kasus, dengan tingkat kejadian rata-rata sebesar 202,4 per 100.000 penduduk. Angka tersebut jauh di atas target nasional, yaitu 150 per 100.000 penduduk.

“Melihat tingginya kasus DBD di Jakarta, kami melihat ada tiga masalah yang luput dari perhatian Dinkes. Pertama pencegahan DBD yang belum optimal, kedua timbulnya kasus DBD yang selalu berulang setiap tahunnya, dan ketiga penangganan korban DBD yang belum maksimal,” kata Dwi Rio Sambodo, anggota Komisi E DPRD DKI, Senin (13/6).

Rio menabahkan kalau memang saat ini pihaknya melihat ada upaya yang dilakukan oleh Diskes dalam hal pencegahan yaitu Jumantik, Juru Pemantau Jentik. Akan tapi hal ini belum menjangkau seluruh masyarakat DKI. Sehingga hasilnya tidak maksimal, dan DBD tetap menjadi ancaman warga.

JAKARTA - Dinas Kesehatan (dinkes) DKI Jakarta kembali mendapat sorotan tajam. Setelah gagal mencegah merebaknya kasus gizi buruk di ibu kota, kali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News