Soal Polarisasi Politik, Pengamat Sebut Kekhawatiran Jokowi Terbukti

Soal Polarisasi Politik, Pengamat Sebut Kekhawatiran Jokowi Terbukti
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketua Lakpesdam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Absor Abdala juga mengaku cemas dengan polarisasi yang terjadi di masyarakat, bahkan semakin tajam seiring berjalannya waktu belakangan ini.

“Memang di masyarakat terjadi banyak polarisasi. Polarisasi sudah secara de facto terjadi, nah bagaimana kita memahami kenapa ini terjadi dan kenapa? Apa proses-proses sosial dan faktor-faktor apa yang membuat ini semua mungkin terjadi,” ucap Ulil saat menjadi narasumber rilis survei nasional Laboratorium Psikologi Poltik UI, Minggu (19/3/2023).

Salah satu upaya untuk mengatasinya, menurut Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar Abdallah, adalah dengan mengimbau kepada pemengaruh (influencer) agar tidak ikut dalam kontenstasi politik tersebut.

Dia menyarankan para influencer puasa menahan diri tidak turun dalam acara dukung mendukung, melainkan justru mendinginkan suasana.

“Saya mengajurkan tokoh-tokoh bisa disebut sebagai influencer itu sebaiknya tidak ikut terlibat dalam politik dukung mendukung,” kata Ulil.

Menurut dia, para influencer itu meski sudah memiliki sikap politik sendiri, ada baiknya tidak menyatakan dukungannya secara terbuka atau bahkan menyerang pihak lain yang bukan pilihannya.

“Ya, Anda boleh punya pilihan personal siapa yang nanti akan saya pilih dan ambil di pilpres mendatang, misalnya atau anda punya pilihan sendiri itu tidak apa-apa," kata Ulil.

"Tetapi kalau kebetulan anda ini posisinya adalah seorang influeser apalagi kiai atau seorang intelektual. Apalagi influencer yang followernya satu juta misalnya, itu sebaiknya tidak terlibat di dalam percakapan soal ini,” tambahnya.

Peneliti senior di SSC Surokim Abdussalam mengatakan kekhawatiran Presiden Jokowi soal polarisasi politik di masyarakat kini terbukti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News