Soal Polarisasi Politik, Pengamat Sebut Kekhawatiran Jokowi Terbukti

Soal Polarisasi Politik, Pengamat Sebut Kekhawatiran Jokowi Terbukti
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Surokim menambahkan untuk meminimalisir terjadinya polarisasi para kandidat harus lebih banyak berbicara program apa yang akan ditawarkan kepada masyarakat.

“Jadi, pesan ini mestinya harus disuarakan oleh semua pihak makanya kita berkepentingan untuk terus mendorong pemilu programatik itu tujuannya itu supaya kemudian tidak bicara kandidat melulu. Tetapi lebih pada program-program karena kalau kita bicara pada pemilu programatik otomatis bisa mereduksi itu polarisasi polarisasi itu,” ucapnya.

Namun, kalau kita bicaranya fokusnya pada kandidat dan orang maka ujung-ujungnya memang akan melahirkan like and dislike.

“Jadi, pemilu ini harus kita dorong untuk menjadi pemilu programatik dan pemilu berintegritas itu dalam rangka salah satunya untuk mereduksi polarisasi,” imbuh Surokim.

Lebih Lanjut, Surokim mengatakan kekhawatiran Presiden Jokowi soal ancaman polarisasi memang nyata dan terjadi di masyarakat, meskipun tingkat elit sudah rekonsiliasi namun ditingkat bawah masih ada yang belum selesai.

“Karena kita semua ini saya kira bukan hanya peringatan presiden tetapi itu sudah memang nyata adanya di masyarakat dan residu itu bisa kita rasakan sampai saat ini kalau kemarin sudah ada rekonsiliasi di tingkat pusat Pak Jokowi mengakomodasi kepentingan Pak Prabowo tetapi di level bawah kan belum sepenuhnya itu bisa terkonsiliasi Itu bisa mudah selesai,” terangnya.

Oleh sebab itu, hasil penelitian dari Laboratorium Psikologi Politik UI tersebut harus menjadi peringatan bagi semua kalangan untuk tidak menggunakan cara-cara kampanye yang dapat memperuncing polarisasi yang lebih ekstrem ke depan.

“Lampu kuning sudah dan kalau nanti itu terjadi di 2024 itu berbahaya, saya berharap kita sudah lebih siap untuk menuju pemilu programatik dan kita lawan saja pemilu-pemilu yang punya potensi untuk membuat polarisasi kita semakin atau sosialisasi politik yang seperti itu sudah tidak laku lagi bagi masyarakat kita, saya kira tidak ada gunanya dan tidak ada maknanya bagi masyarakat kita,” urai Surokim.

Peneliti senior di SSC Surokim Abdussalam mengatakan kekhawatiran Presiden Jokowi soal polarisasi politik di masyarakat kini terbukti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News