Soal Polarisasi Politik, Pengamat Sebut Kekhawatiran Jokowi Terbukti

Lebih lanjut kata Ulil, alangkah baiknya pengaruh yang dimiliki influencer dan tokoh yang memiliki pengaruh besar di masyarakat menggunakan kanal media sosialnya untuk mendinginkan suasana agar tetap kondusif.
“Pilihan anda itu jadikanlah sebagai pilihan personal saja, ketika terjadi polarisasi kita kalau bahasa Jawanya ngedem-ngedemke itu mendinginkan suasana bukan malah ikut terlibat di dalam polarisasi ini,” tuturnya.
“Jadi, tugas-tugas publik anda di dalam situasi seperti ini adalah bukan ikut mendorong terjadinya polarisasi dengan memihak salah satu calon, tetapi mendinginkan suasana,” tegas Ulil.
Di sisi yang lain, kata Ulil, fenomena yang terjadi malah sebaliknya, yaitu influencer yang tidak setuju dengan pilihannya akan dicap sebagai kelompok jahat atau istilahnya di 'demonisasi' sebagai kubu setan atau sesat.
“Karena selalu ketika terjadi polarisasi itu yang terjadi adalah orang yang tidak setuju dengan kita ya atau kubu lain itu kita anggap sebagai kekuatan jahat, demonisasi istilahnya ya, kita mendemonkan atau mensetankan kelompok yang tidak sepilihan dengan kita. Pilihan oke tapi demonisasi itu yang menurut saya berbahaya,” ujar Ulil.(fri/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Peneliti senior di SSC Surokim Abdussalam mengatakan kekhawatiran Presiden Jokowi soal polarisasi politik di masyarakat kini terbukti.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi