Soemarsono, Si Pengusul 10 November Hari Pahlawan Berpulang

Soemarsono, Si Pengusul 10 November Hari Pahlawan Berpulang
Soemarsono. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.

Batu dan pecahan genteng pun beterbangan. Belanda itu tewas ditikam senjata tajam. “Belakangan diketahui dia itu W.V.Ch. Ploegman, orang yang ditugaskan sebagai Wali Kota Surabaya.”

Kemudian, pemuda bahu-membahu ke puncak hotel. Terjadilah aksi perobekan bendera Belanda. Dua hari berikutnya, hampir seluruh organisasi pemuda di Surabaya bersatu membentuk PRI. Soemarsono secara aklamasi dipilih menjadi ketua.

Bagaimana dengan Bung Tomo? “Beliau Ketua Bidang Penerangan PRI yang bertugas terus mengobarkan semangat rakyat lewat radio.”

Beberapa hari setelah kedatangan tentara Sekutu di Surabaya beredar isu dari mulut ke mulut jika tentara Sekutu akan melucuti senjata para pemuda dan ingin menduduki Surabaya.

“Kita memutuskan mendahului daripada didahului. Kantong-kantong konsentrasi tentara Sekutu yang baru saja memenangkan perang besar di seluruh Asia kita serang,” ungkapnya.

Perang berlangsung tiga hari berturut-turut, 28, 29, dan 30 Oktober 1945. Sekutu terdesak.

Mallaby menghubungi markas pusat Sekutu se-Asia Tenggara di Singapura. Meminta atasannya mengusahakan genjatan senjata.

Komandan tertinggi tentara Sekutu di Singapura, D.C. Hawthorn, langsung terbang ke Jakarta menemui Bung Karno dan Bung Hatta. 

Tak hanya memimpin perang 1945 di Surabaya, dia-lah yang mengusulkan 10 November jadi Hari Pahlawan. Soemarsono meninggal di Sydney, kemarin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News