Sohib Donald Trump Jadi PM Baru Inggris

jpnn.com, LONDON - Donald Trump akhirnya punya sekutu yang bisa diandalkan di seberang Atlantik. Dia adalah Boris Johnson yang baru saja terpilih sebagai pemimpin baru Partai Konservatif Inggris. Hasil tersebut memastikan Johnson menggantikan Theresa May di kursi perdana menteri.
Berdasarkan penghitungan suara yang rampung pada Senin (22/7) sore, Johnson memenangkan 92.153 suara. Sedangkan rivalnya, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, hanya mendulang 46.656 suara.
Johnson dan Hunt adalah dua dari 10 politikus yang lolos dari lima putaran penyisihan. Dalam tahap terakhir pemilihan ini, tercatat 160 ribu anggota Partai Konservatif ikut serta dalam pemungutan suara.
BACA JUGA: Kebijakan Donald Trump Membuat Fadli Zon Iri
Johnson yang akan dilantik sebagai PM Inggris pada Rabu (24/7) besok, memang telah digadang-gadang menjadi kandidat terfavorit Partai Konservatif untuk menggantikan May. Mantan Wali Kota London itu berhasil meraih suara terbanyak dalam lima pemilihan sebelumnya.
Tugas berat sebagai PM Inggris pun sudah menanti Johnson. Dia harus menyelesaikan proses Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, sebelum tenggat waktu berakhir pada 31 Oktober mendatang.
Johnson selama ini punya hubungan baik dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Bahkan, ketika duta besar Inggris untuk AS diserang Trump, Johnson malah terkesan mendukung sang presiden ketimbang rekan senegaranya. Trump pun secara terbuka menyebut Johnson layak jadi PM Inggris. (HES/RMCO)
Donald Trump akhirnya punya sekutu yang bisa diandalkan di seberang Atlantik. Dia adalah Boris Johnson yang baru saja terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif Inggris dan perdana menteri yang baru.
Redaktur & Reporter : Adil
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia