Solar Disubsidi, Pertamina Tetap Tanggung Beban
jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tidak otomatis terlepas dari beban meski ada tambahan subsidi Rp 500 per liter untuk solar.
Perusahaan minyak pelat merah tersebut masih harus menanggung selisih antara harga jual solar bersubsidi dan harga keekonomian.
Dengan angka jual solar yang ditetapkan sebesar Rp 5.150 per liter, Pertamina masih menanggung beban selisih harga Rp 1.000 hingga Rp 1.300 per liter.
Menurut Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman, penentuan harga solar waktu itu dilakukan dengan menggunakan asumsi Indonesian crude price (ICP) senilai USD 40 per barel.
Nah, ICP terakhir pada Februari telah tembus di angka USD 61,61 per barel.
”Memang, ada sebagian yang harus kami tanggung,” ujar Arief, Kamis (15/3).
Meski begitu, adanya tambahan subsidi tersebut dapat membantu arus kas Pertamina Rp 5 triliun.
Bukan hanya solar, Pertamina juga harus menanggung beban harga premium yang tidak naik hingga 2019.
PT Pertamina (Persero) tidak otomatis terlepas dari beban meski ada tambahan subsidi Rp 500 per liter untuk solar.
- Peringati Hari Kartini: Memaknai Peran Penting Perwira Pertamina untuk Keluarga
- Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2, Ini yang Dilakukan PIS
- Pertamina NR-Fikom Unpad Berkolaborasi Garap Komunikasi Strategis Soal Transisi Energi
- Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi di Indonesia
- Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas, Pertamina Gelar UMK Academy 2024
- Ketua KIP Sebut Pertamina Role Model Keterbukaan Informasi Publik Sektor Energi