Solusi Atasi Kemacetan, BP Batam Komit Kerjakan Proyek LRT

Solusi Atasi Kemacetan, BP Batam Komit Kerjakan Proyek LRT
Pembangunan LRT. Foto: KRIS SAMIAJI/Sumatera Ekspres/JPG

Karena untuk menentukan jalur LRT, BP Batam juga membutuhkan persetujuan dari Pemko Batam.

"Kami butuh dukungan dan persetujuan dari Pemko Batam untuk jalurnya dan akan segera berkoordinasi dengan mereka," ungkapnya.

Dalam peta rancangan BP Batam, proyek LRT dibagi atas dua koridor. Koridor pertama dimulai dari Tanjunguncang menuju Batamcentre sepanjang 27,54 kilometer. Jalur ini melewati 19 stasiun. Nilai investasi untuk koridor pertama mencapai Rp 3.372.362.400.000.

Sedangkan koridor kedua akan dimulai dari Bandara Hang Nadim menuju Batuampar sepanjang 27,93 kilometer. Jalur ini melewati 25 stasiun. Dan total investasinya mencapai Rp 3.758.893.600.000.

Stasiun-stasiun di koridor pertama yang rencananya akan dibangun untuk LRT nanti antara lain dimulai dari stasiun Drydock, stasiun Bintang IP, stasiun Makam Pahlawan, stasiun Mall Top 100, stasiun Panbil Mall, stasiun Kepri Mall dan berakhir di stasiun Batamcentre.

Sedangkan stasiun di koridor kedua dimulai dari stasiun Bandara, stasiun UNIBA, stasiun UIB dan berakhir di stasiun Nagoya. Total keseluruhan pembangunan proyek LRT ini mencapai Rp 7.131.256.000.

Dukungan pembangunan LRT juga mengalir dari akademisi. Pakar transportasi kota Batam, Atik Wahyuni mengungkapkan LRT ini merupakan jenis kereta api ringan yang pengoperasiannya berbarenangan dengan lalu lintas.

"Cocok untuk daerah perkotaan karena radius putarnya kecil dibanding Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta," katanya.

Deputi IV Badan Pengusahaan (BP) Batam, Robert Purba Sianipar menegaskan pihaknya tetap komit dengan rencana mega proyek pembangunan Light Rail Transit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News