Solusi yang Ditawarkan Pakar dan Orangtua Agar Lebih Aman Menonton Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

Padahal, selama ia membawa anak-anaknya ke tribun penonton, ia mengontrol dirinya sendiri juga supaya tidak menjadi contoh buruk untuk sang anak.
"Saat ada yang lempar botol ke lapangan, misalnya, saya juga jelaskan ke anak-anak saya kalau itu enggak boleh."
Maulana merasa kondisi sekelilingnya relatif kondusif saat nonton bersama anak-anaknya.
"Mungkin penonton yang lain malu mau swearing karena ada anak-anak ya," katanya.
Demi kenyamanan anak-anaknya pula, Maulana juga mengaku pernah mempertanyakan soal jam pertandingan kepada Persija.
"Saya usulkan jam pertandingan di siang atau sore supaya tidak kemalaman untuk anak-anak, dan menurut saya juga lebih aman karena kan masih terang ya, jadi lebih kelihatan kalau ada apa-apa."
Meski anak laki-lakinya masih berusia dua tahun, Mohamad Fuad, asisten manajer dari PSMS Medan, sudah bercita-cita membawa anaknya ke pertandingan sepak bola saat waktunya tiba.
"Tentu saja, sebagai seorang ayah dan pencinta [sepak bola], saya ingin kenalkan dunia sepak bola ke anak saya dengan bawa dia ke pertandingan."
Sejumlah orangtua di Indonesia percaya membangun mental suporter sepak bola bisa dimulai dari rumah
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya